London (ANTARA News) - Kapten Steven Gerrard mengilustrasikan pentingnya dia untuk Liverpool dengan dua gol, ketika timnya menghindari terpeleset di putaran ketiga Piala FA dengan kemenangan 2-1 di markas tim strata keempat AFC Wimbledon pada Senin (Selasa WIB).

Bermain untuk pertama kalinya sejak mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Liverpool pada akhir musim, Gerrard membawa tim tamu unggul melalui tandukannya pada menit ke-12, di Stadion Kingsmeadow yang berkapasitas 4.800 orang di London barat daya.

Penyerang Wimbledon Adebayo Akinfenwa, yang merupakan penggemar Liverpool, menyamakan kedudukan pada menit ke-36, namun Gerrard kembali mencetak gol melalui tendangan bebas pada babak kedua untuk membawa pasukan Brendan Rodgers akan menjamu Bolton Wanderers pada putaran keempat.

"(Piala FA) Ini akan menjadi yang terakhir bagi saya, maka saya ingin melaju sejauh mungkin," kata Gerrard, yang dua kali memenangi Piala FA, yang ulang tahun ke-35nya jatuh pada final musim ini.

"Inilah indahnya Piala FA. Penampilan terlihat di jendela. Wimbledon jujur dan memberi kami ujian nyata."

Gol-gol Gerrard mencegah pasukan Neil Ardley mengulang kemenangan 1-0 yang diraih Wimbledon yang asli atas Liverpool pada final Piala FA 1988, di mana Lawrie Sanchez mencetak satu-satunya gol dan Dave Beasant menggagalkan penalti John Aldridge.

Namun meski kalah, itu merupakan malam yang menyenangkan bagi klub, yang dibentuk oleh para penggemar pada 2002 setelah Wimbledon pindah sejauh 90 kilometer ke utara ke Milton Keynes dan membangun ulang merk sebagai Milton Keynes Dons, setelah gagal menemukan lapangan baru di area setempat.

Setelah mengawali kiprah di strata kesembilan sistem sepak bola Inggris, AFC WImbledon telah promosi sebanyak lima kali dalam 11 tahun terakhir dan mendekati putaran ketiga untuk pertama kalinya.

"Saya telah katakan kepada para pemain bahwa mereka telah membuat klub bangga, namun juga mereka semestinya menyepak diri sendiri karena kami berada dalam bisnis kemenangan dan bukan menjadi pecundang yang bagus," kata pelatih Ardley kepada BBC.

Pelatih Liverpool Brendan Rodgers mengakui bahwa ini merupakan "pertandingan yang berat."

"Selamat kepada AFC Wimbledon. Mereka membuat (pertandingan) ini menjadi sangat sulit."

Pertahanan keropos

Meski Rodgers menurunkan tim yang kuat, di mana hanya ada empat perubahan dari tim yang bermain imbang 2-2 dengan Leicester City pada Tahun Baru, justru tuan rumah yang pertama kali mengancam, di mana Sean Rigg berlari mengejar bola sodoran Matt Tubbs dan melepaskakan tembakan melintasi gawang.

Namun Liverpool membuka keunggulan, di mana Gerrard mengirimkan operan melebar ke sayap kanan Javi Manquillo sebelum merangsek ke kotak penalti untuk menyambut umpan silang pemain Spanyol itu dengan sundulan.

Lazar Markovic kemudian melepaskan tembakan menyilang yang masih melebar dari gawang Wimbledon, namun telah menguji kekuatan Liverpool, tim tuan rumah kemudian mulai memanfaatkan situasi, dengan menggempur pertahanan yang keropos.

Rigg melihat tembakan jarak dekatnya dapat ditahan Simon Mignolet dan Tubb melepaskan tembakan melebar sebelum Akinfenwa mencetak gol penyama kedudukan.

Setelah Mignolet gagal menguasai bola tendangan sudut, bola memantul ke lengan Mamadou Sakho, mengenai mistar gawang dan saat turun mengarah ke sang penyerang tengah yang memaksimalkan peluang.

Wimbledon, 72 posisi di bawah Liverpool pada piramid liga, mengancam pada awal babak kedua, di mana Gerrard terpaksa menyapu bola sundulan Adam Barrett sebelum melintasi garis gawang dan Rigg melepaskan sepakan melambung setelah melewati Emre Can.

Namun pelanggaran terhadap Philippe Coutinho oleh Bary Fuller di tepi kotak penalti Wimbledon membuat Gerrard mendapat kesempatan untuk merestorasi keunggulan tim tamu, dan ia melakukannya, dengan melepaskan tendangan bebas menuju sudut kiri atas.

Dannie Bulman nyaris menyamakan kedudukan beberapa saat setelah pertandingan kembali dimulai, namun sepakan kaki kirinya melambung di atas gawang.

Liverpool menyelesaikan pertandingan dengan meyakinkan, di mana James Shea menggagalkan peluang Rickie Lambert, Coutiho, Gerrard, dan MArkovic, namun hanya aksi berani Mignolet yang mencegah pemain pengganti Adebayo Azeez menyamakan kedudukan pada fase akhir pertandingan.

Sementara itu, Gerrard gagal mencatatkan trigol ketika tembakannya diblok di garis gawnag oleh Callum Kennedy, sebelum peluit panjang berbunyi. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-RF/A008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015