Jakarta (ANTARA) - Konsultan Senior Ekonomi Kesehatan Kalta Bina Insani (KBI) Consulting and Training dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH mengatakan cacar api atau herpes zoster bisa menyebabkan nyeri saraf jangka panjang bila tidak ditangani dengan tepat.

“Nyeri saraf jangka panjang atau nyeri pascaherpes (NPH) pada lokasi ruam cacar api dapat berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah cacar api sembuh,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Guru besar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 10-18 persen orang dengan cacar api akan mengalami NPH dan pasien lanjut usia yang lebih berisiko mengalami NPH lebih menyakitkan daripada pasien cacar api yang lebih muda.

Baca juga: PAPDI tekankan pentingnya vaksin bagi orang dewasa cegah cacar api

Ia menambahkan, cacar api yang muncul pada area wajah dapat berdampak pada mata dan mengakibatkan gangguan penglihatan. Pada kasus langka, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi paru (pneumonia), gangguan pendengaran, radang otak, dan bahkan kematian.

Bagi pasien dengan usia yang lebih tua, mampu menyebabkan kehilangan kemandirian sehingga membutuhkan bantuan dari keluarga, karena penyakit ini bisa menyebabkan penurunan kemampuan aktivitas pasien terutama pada aktivitas sosial dan tidur.

Dalam hasil kajian tersebut, ia juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor risiko dari penyakit cacar api, salah satunya adalah penurunan sistem kekebalan tubuh akibat bertambah usia. Pasien dengan penyakit penyerta atau komorbid juga menjadi kelompok berisiko terkena cacar api.

Cacar api merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella Zoster (VZV) yaitu virus penyebab cacar air. Seseorang yang sembuh dari cacar air, maka virus tersebut akan tetap berada dalam tubuh dalam kondisi tidak aktif atau tertidur.

Baca juga: Satgas imunisasi dewasa sebut pentingnya vaksinasi cacar api

Virus tersebut lantas dapat kembali aktif karena beberapa sebab misalnya stres sehingga menyebabkan imun tubuh menurun.

Pada kondisi individu dengan penyakit cacar api yang aktif dapat menularkan VZV pada fase ruam melepuh dan menyebabkan cacar air pada seseorang yang belum pernah memiliki riwayat cacar air.

Dia menganjurkan masyarakat yang terkena cacar api yang masih aktif untuk menutup ruam cacar api depan menghindari kontak langsung dengan kelompok rentan salah satunya lansia. Namun jika ruam lepuhan telah mengering, maka individu itu tidak akan menularkan VZV pada orang lain.

Sebagai bentuk pencegahan, beberapa langkah yang dapat dilakukan yakni mengurangi stres dan memastikan menerapkan gaya hidup sehat serta melakukan vaksinasi cacar api.

Baca juga: Vaksin cacar api aman untuk orang berdaya tahan tubuh rendah

Baca juga: Sosialisasi vaksinasi dewasa bisa kendalikan penyakit cacar

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025