Kami mendorong agar perhatian kepada anak-anak menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana
Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menekankan pentingnya relokasi dan pemenuhan hak anak-anak terdampak bencana alam likuifaksi di Desa Bojong Koneng dan Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor Jawa Barat.
"Relokasi yang utama," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
KPAI mencatat bahwa hingga saat ini belum ada relokasi dari pemerintah.
Selain itu, bantuan yang diberikan juga minim.
"Sampai sekarang belum ada relokasi dari pemerintah dan minim bantuan," katanya.
Diyah Puspitarini mengatakan, pihaknya mendatangi langsung ke lokasi bencana, yakni Desa Karang Tengah.
Ada 11 anak warga Desa Karang Tengah yang terdampak bencana likuifaksi.
Mereka saat ini tinggal di pos pengungsian karena rumah mereka mengalami likuifaksi.
"Di posko yang saya datangi ada 11 anak. Tapi kalau seluruh Bogor belum ada data terpusat untuk jumlah anak yang terdampak -bencana-," katanya.
Dia mengatakan, dampak bencana terhadap anak-anak cukup mengkhawatirkan.
Khusus di Desa Bojong Koneng, likuifaksi menyebabkan 168 jiwa dari 43 kepala keluarga harus mengungsi, termasuk anak-anak yang hidup dalam kondisi tidak menentu.
KPAI menekankan bahwa anak-anak dalam situasi bencana harus mendapat perlindungan khusus, termasuk akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, serta pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
KPAI mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang telah memrioritaskan anak-anak dalam proses evakuasi dan penyelamatan.
Namun, KPAI menekankan perlunya penanganan yang lebih spesifik untuk anak dalam kondisi darurat, termasuk penyediaan fasilitas pengungsian yang ramah anak, ruang bermain, dan belajar yang aman, serta layanan psikososial guna membantu anak mengatasi traumanya.
"Kami hadir untuk memastikan anak-anak mendapatkan perlindungan maksimal. Mereka sangat rentan terhadap dampak bencana, baik dari segi fisik, psikologis, maupun akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan. Kami mendorong agar perhatian kepada anak-anak menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana," kata Diyah Puspitarini.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025