Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump memberi waktu dua bulan kepada Iran untuk mencapai kesepakatan nuklir baru dalam sebuah surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menurut laporan CNN pada Rabu (19/3).

Kepada Fox Business Network pada awal Maret, Trump mengaku telah mengirim surat itu, yang mengusulkan negosiasi untuk kesepakatan nuklir baru.

Dia juga mengatakan kepada para wartawan di Gedung Putih bahwa AS "telah sampai pada tahap akhir dengan Iran" dan "tidak dapat membiarkan mereka memiliki senjata nuklir."

"Situasi kami dengan Iran adalah bahwa sesuatu akan segera terjadi ... Semoga kami dapat mencapai kesepakatan damai," katanya. "Saya hanya mengatakan bahwa saya lebih suka melihat kesepakatan damai daripada (opsi) lainnya, tetapi (opsi) lainnya akan menyelesaikan masalah."

Menurut sumber CNN, surat itu disampaikan kepada Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan oleh utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, saat kunjungannya ke Abu Dhabi pada pekan lalu. UEA kemudian meneruskan surat itu kepada Iran.

Pada Mei 2018, selama masa jabatan Trump yang pertama, AS menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA), sebuah perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam negara besar dunia.

Trump kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran, mendorong negara Timur Tengah itu untuk mengurangi beberapa komitmen nuklirnya.

Menanggapi seruan terbaru Trump untuk negosiasi, Khamenei mengatakan bahwa desakan negara-negara "perundung" tertentu untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran "bukan untuk menyelesaikan masalah, tetapi untuk mendominasi dan memaksakan apa yang mereka inginkan kepada pihak lain," menurut laporan media pemerintah Iran.

Sumber: Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025