Sangat mungkin ada (intervensi asing dalam penolakan rencana revitalisasi di Teluk Benoa). Asing kan, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, sangat berkepentingan agar pariwisata Indonesia tidak berkembang,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha menduga, penolakan rencana revitalisasi di Teluk Benoa, Bali disinyalir karena kepentingan asing.

"Sangat mungkin ada (intervensi asing dalam penolakan rencana revitalisasi di Teluk Benoa). Asing kan, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, sangat berkepentingan agar pariwisata Indonesia tidak berkembang," ujar Tamliha di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Kata Tamliha, intervensi asing itu mulai terlihat saat dilakukan sosialisasi revitalisasi Teluk Benoa. Politisi PPP ini mengatakan, dari maketnya, revitalisasi Teluk Benoa akan menjadi pusat wisata yang kelak tidak saja menjadi kebanggaan wisata dalam negeri, tetapi akan menjadi ancaman nyata bagi pertumbuhan wisata negara-negara tetangga.

"Disitulah pengusaha wisata di Singapura, Malaysia, dan Thailand takut. Mereka khawatir wisatawan akan tersedot ke Bali. Karenanya, sangat mungkin mereka ingin gagalkan rencana itu dengan menggalang masyarakat Bali agar menolaknya," ujar Tamliha.

Oleh karenanya, masyarakat Bali tetap perlu diberikan sosialisasi agar impian tersebut menjadi kenyataan.

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 51 tahun 2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di Teluk Benoa. Menurut rencana dari luas keseluruhan 3.300 Ha, yang akan direvitalisasi 1.400 Ha. Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan UNHAS menghasilkan kesimpulan, kawasan Teluk Benoa dapat di revitalisasi.

"Hingga keluarnya Perpres tersebut tidak ada penolakan sama sekali dari masyarakat Bali. Tapi pasca Pilkada Bali, segelintir masyarakat menolaknya," kata Tamliha.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015