Labuan Bajo (ANTARA) - Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi sebanyak dua kali sepanjang hari Kamis ini.
Berdasarkan keterangan yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi terjadi pada pukul 07.53 Wita dan pukul 20.26 Wita.
Pada erupsi pertama tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi kurang lebih 52 detik.
Lebih lanjut pada erupsi kedua tinggi kolom abu teramati kurang lebih 300 meter di atas puncak atau atau kurang lebih 1.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu dalam erupsi itu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki lima kali erupsi dalam enam jam pada Selasa
Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29.6 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 11 detik.
Sementara itu saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Status Level III (Siaga). Oleh karena itu, kata dia, masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 km dari pusat erupsi dan sektoral barat daya - timur laut sejauh 6 km.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, lanjut dia, juga diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, serta tenang dan mengikuti arahan pemerintah setempat dan tidak mempercayai isu-isu yang sumbernya tidak jelas.
Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki juga diminta untuk memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki lontarkan abu setinggi 1.200 meter
Baca juga: BNPB: Pengungsi Gunung Lewotobi berkurang, kini masih ada 1.841 jiwa
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025