Jakarta (ANTARA) - Para ahli kesehatan mengimbau wisatawan yang ingin menuju destinasi tertentu di Amerika Selatan berhati-hati terhadap adanya risiko tertular virus Oropouche atau virus berbahaya yang ditularkan melalui nyamuk yang belum memiliki vaksin pencegahan atau pengobatan.

Dikutip dari Medical Daily, Rabu (19/3), para ahli melalui laporan yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal menyebut infeksi dari virus Oropouche, terdeteksi pada wisatawan dari Kanada dan Amerika Serikat yang mengunjungi negara-negara Amerika Selatan.

Termasuk Bolivia, Brasil, Peru, dan Kuba. Wabah baru telah dilaporkan di wilayah ini sejak 2023, yang memicu kekhawatiran atas penyebaran virus yang semakin meluas.

Virus Oropouche mirip dengan demam berdarah dan Zika menyebar melalui nyamuk dan nyamuk kecil penggigit, yang menyebabkan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan ekstrem.

Baca juga: Rahasia kenapa Anda sering diserang nyamuk tapi temanmu tidak

Beberapa kasus melibatkan gejala seperti fotofobia, pusing, mual atau muntah terus-menerus, dan nyeri punggung bawah. Biasanya, gejala infeksi muncul 3 hingga 10 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk atau agas dan dapat bertahan hingga seminggu.

Dalam beberapa kasus, gejala dapat muncul kembali beberapa minggu kemudian, yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mempersulit pemulihan. Infeksi juga dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti meningitis, ensefalitis, dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kematian.

Ada juga laporan pasien yang mengembangkan sindrom Guillain-Barré (GBS), kelainan neurologis langka di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel saraf, setelah terinfeksi virus Oropouche.

Wanita hamil sangat berisiko terkena infeksi ini, karena virus dapat menular ke janin dan dikaitkan dengan komplikasi seperti keguguran, kematian janin, dan cacat lahir.

Baca juga: Kemenkes: Gigitan nyamuk meningkat 2,5 kali lipat saat cuaca panas

Meskipun nyamuk Culex quinquefasciatus, yang diketahui membawa virus Oropouche, ditemukan di AS bagian selatan, penularan virus secara lokal belum dilaporkan hingga saat ini.

Tidak ada perawatan atau vaksin khusus yang tersedia untuk penyakit ini, sehingga para ahli menyarankan untuk berhati-hati saat bepergian ke tempat-tempat yang rawan virus.

Guna melindungi diri dari potensi infeksi, para ahli menyarankan untuk mengenakan pakaian berlengan panjang dan menggunakan kelambu, terutama di daerah-daerah yang banyak terdapat virus.

Penolak serangga kimia dan kelambu berinsektisida yang mengandung deltametrin, icaridin, atau DEET terbukti efektif dalam mengurangi risiko gigitan nyamuk dan mencegah penyebaran virus.

Tidak ada obat antivirus khusus untuk mengobati virus Oropouche, jadi penanganannya difokuskan pada perawatan suportif, termasuk obat-obatan seperti asetaminofen untuk menurunkan demam. Namun, dianjurkan untuk menghindari obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) selama pengobatan.

Baca juga: Ilmuwan akan uji kemampuan Zika bunuh sel kanker

Baca juga: Virus Zika bisa lewati jaringan plasenta

Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025