Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bertekad upaya penanggulangan dampak bencana gunung meletus - konflik sosial di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa benar-benar dituntaskan.

Dalam rapat tingkat menteri yang dipimpin langsung Menteri Koordinator PMK Pratikno di Jakarta, Jumat, membahas secara rinci terkait tindak lanjut penanggulangan dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, dan juga penyelesaian konflik sosial di Adonara, Flores Timur.

"Ada beberapa matters yang kita tuntaskan, hari ini, yaitu permasalahan lahan, permasalahan pembangunan huntap (hunian tetap), permasalahan penyelesaian akses jalan ke huntap, dan juga pembangunan infrastruktur lain di Adonara selain pembangunan rumah yang menjadi korban dari konflik sosial juga akses jalannya," kata Menko PMK Pratikno kepada para jurnalis dalam konferensi selepas rapat tingkat menteri itu.

Pratikno mengungkapkan bahwa poin-poin penting dibahas secara detail oleh para menteri dan pimpinan lembaga teknis terkait seperti Kementerian Sosial, Kementerian Lingkungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian ATR/BPN, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), termasuk melibatkan Gubernur Nusa Tenggara Timur dan Bupati Flores Timur.

Dari rapat tersebut, Menko PMK memastikan sudah ada kesepakatan bersama dari para pengambil kebijakan yang mana mengarah pada langkah percepatan dan tanpa menimbulkan masalah baru baik terkait sosial masyarakat - lingkungan.

"Kita sepakati juga langkah-langkah ini bisa dilakukan secepat-cepatnya tanpa menimbulkan masalah baru, baik itu masalah sosial maupun masalah lingkungan. Terkait penyediaan layanan pendidikan bagi anak-anak di masyarakat korban bencana oleh Kemendikdasmen - BNPB, Kemensos," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Dikdasmen Fajar Riza UI Haq memastikan proses belajar mengajar bagi anak usia sekolah korban bencana tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan mendirikan sekolah darurat dan penyaluran ribuan buku pelajaran, termasuk tenaga pengajarnya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan di Flores Timur. Pihaknya juga siap melaksanakan program revitalisasi dan rehabilitasi terhadap 26 sekolah yang terdampak erupsi.

Sementara itu untuk penanganan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pemerintah melalui BNPB memastikan sebanyak 250 keluarga korban erupsi sudah menempati rumah hunian sementara dan 469 keluarga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, lainnya mengungsi mandiri dengan bantuan bantuan dana tunggu hunian dari pemerintah. BNPB melaporkan saat ini per Maret 2025 masih ada sekitar 4.000 warga mengungsi sejak erupsi pertama yang terjadi pada 4 November 2024.

Adapun diketahui, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan sebanyak 52 rumah rusak dibakar, dua orang meninggal dunia, dan empat orang luka-luka, akibat konflik yang melibatkan warga Desa Bugalima dan Desa Ile Pati di Adonara Barat, Flores Timur, pada 21 Oktober 2024.

BNPB - Kemensos terlibat aktif dalam upaya penyelesaian konflik tersebut yang ditengarai dipicu oleh masalah saling klaim batas wilayah antara desa dan kepastian lahan antara warga Desa Bugalima dan Desa Ile Pati, hal ini diketahui sebagaimana hasil mediasi yang digelar oleh BNPB pada akhir November 2024.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan bahwa penyelesaian konflik sosial antar-masyarakat yang menimbulkan korban jiwa dan dampak kerusakan signifikan akan secara jelas diatur ke dalam Surat Keputusan Presiden (Kepres).

Menurut dia, hal ini dikarenakan konflik tersebut telah ditetapkan sebagai Bencana Sosial Kondisi Keadaan Tertentu berdasarkan hasil temu wicara mediasi dengan tokoh masyarakat di Adonara Barat.

Selain itu diketahui, Kemensos juga sudah memberikan bantuan santunan kepada ahli waris bagi dua orang korban meninggal dan empat orang korban luka-luka dalam konflik itu.

Bagi korban meninggal, santunan diberikan sebesar Rp15 juta per orang dan bagi korban luka-luka diberikan santunan sebesar Rp5 juta per orang. Total bantuan santunan yang digelontorkan Kemensos sebesar Rp50 juta.

Kemensos juga memberikan bantuan pembentukan dua lumbung sosial di Kecamatan Adonara Barat dengan total nilai bantuan sebesar Rp318 juta.

Baca juga: Penyelesaian konflik sosial di Adonara NTT bakal diatur dalam Kepres

Baca juga: BNPB usul bangun kembali rumah terbakar karena konflik di Adonara NTT

Baca juga: BNPB: Tak ada korban jiwa dalam erupsi besar Gunung Lewotobi di Flores

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo, Sanya Dinda Susanti
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025