angkanya bisa bertambah atau berkurang
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) memperkuat deteksi dini stunting melalui monitoring dan evaluasi sebagai upaya mempercepat penurunan kasus ini di wilayahnya.
"Kita sudah melakukan banyak upaya pengendalian stunting, memonitor juga, dan berupaya menurunkan angka prevalensi agar setara dengan wilayah lain di Jakarta," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Pram targetkan penurunan stunting dan pembangunan RSUD Cakung
Iin menyebut deteksi stunting dilakukan dengan cara mencari penyebab utama, pendataan, hingga upaya pencegahan.
"Kasus muncul seiring dengan bertambahnya usia anak saat dimonitor posyandu. Sehingga angkanya bisa bertambah atau berkurang," ujar Iin.
Baca juga: Kebutuhan protein hewani anak harus terpenuhi untuk cegah stunting
Menurut Iin, Jakarta Timur menjadi salah satu wilayah yang berpotensi banyak didatangi pendatang usai Lebaran.
Oleh karena itu, Pemkot Jakarta Timur terus berupaya melakukan penurunan angka stunting sebagaimana arahan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
"Karena Jakarta Timur ini juga rentan dan potensial karena banyak orang datang. Sehingga ini menjadi perhatian kita. Tapi intinya kita tetap bersinergi agar angka prevalensi stunting bisa di bawah 14 persen," jelas Iin.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur Herwin Meifendy mengatakan data stunting di Jakarta Timur pada Februari 2025 sebanyak 812 kasus, dengan rincian kasus stunting sangat pendek sebanyak 268 orang, sedangkan status pendek 544 orang.
"Kecamatan terbanyak di Cakung sebanyak 147 orang, Kramat Jati 102 orang, Matraman 100 orang, Cipayung 95 orang, Ciracas 82 orang, Duren Sawit dan Jatinegara masing-masing 69 orang, Pulogadung 57 orang, Pasar Rebo 53 orang, dan Makasar 38 orang," jelas Herwin.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menargetkan penurunan angka stunting dan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cakung dapat segera direalisasikan.
“Stunting masih 19 persen, padahal nasional telah menetapkan 14 persen," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (21/3).
Karena itu, Pramono meminta seluruh Jakarta ini dalam waktu satu sampai dua tahun ke depan stunting harus di bawah 14 persen.
Pramono juga meminta agar seluruh pemerintah kota dapat mengatasi persoalan stunting atau tengkes secara terencana dan tidak berubah-ubah.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025