Jakarta (ANTARA) - Sepatu hak tinggi kerap kali menjadi pilihan alas kaki yang membantu tampil percaya diri namun mengenakannya dalam jangka waktu lama bisa memberi tekanan pada tulang belakang yang berpotensi menyebabkan konsekuensi kesehatan jangka panjang.

Konsultan senior unit ortopedi dan kedokteran olahraga, Dr. Ashis Acharya menjelaskan konsekuensi kesehatan dari sepatu hak tinggi, salah satunya memengaruhi tulang belakang.

"Sepatu hak tinggi mengubah bentuk alami tubuh. Dalam keadaan normal, tulang belakang berbentuk seperti huruf S yang mendistribusikan berat tubuh secara merata di seluruh tulang belakang," kata Dr. Ashis Acharya, sebagaimana dikutip dari Hindustan Times, pada Sabtu.

Baca juga: Tips memilih sepatu hak tinggi agar tetap nyaman saat dipakai

Baca juga: Instalasi sepatu hak tinggi, simbol kekerasan pada perempuan di Turki

"Namun, saat mengenakan sepatu hak tinggi, pusat gravitasi Anda bergeser. Agar tetap seimbang, punggung bawah Anda melengkung lebih dari biasanya, sehingga memberikan tekanan tambahan pada tulang belakang lumbar," tambahnya.

Menurut dia, postur tubuh yang tidak normal ini menyebabkan ketegangan otot, kekakuan, dan bahkan nyeri punggung bawah kronis. Bahkan, sebagian orang juga mengalami nyeri pada punggung atas dan leher saat tubuh mencoba beradaptasi dengan postur tubuh yang baru.

Kemudian, ia menyampaikan lutut dan pinggul juga terpengaruh oleh perubahan postur tubuh, efek dari penggunaan sepatu hak tinggi. Hal ini lantaran sepatu hak tinggi mendistribusikan kembali berat badan pada tubuh, memberikan tekanan tambahan pada lutut yang dapat meningkatkan risiko nyeri sendi atau bahkan osteoartritis dini.

Bahkan, otot betis juga akan berkontraksi jika dipakai dalam jangka waktu lama, kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku.

Baca juga: Teknologi Insolia buat sepatu hak tinggi lebih nyaman

"Dalam beberapa kasus, orang yang sering memakai sepatu hak tinggi juga dapat merasakan nyeri saat berjalan dengan sepatu datar karena otot mereka beradaptasi dengan posisi tumit yang tinggi," ujarnya.

Selain itu, mengenakan sepatu hak tinggi secara terus-menerus juga dapat mengakibatkan linu panggul, radang sendi, ankylosing spondylitis, pergelangan kaki terkilir, dan juga dapat mengakibatkan nyeri pada punggung bawah, lutut, dan kaki.

Diperlukan keseimbangan dan pendekatan yang tepat jika masih ingin mengenakan sepatu hak tinggi.

Dokter Acharya menyarankan beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, salah satunya pemakaian sepatu hak tinggi secara berkala daripada pemakaian rutin dapat mencegah kerusakan jangka panjang.

Kemudian, pilih sepatu hak rendah, dengan tumit di bawah 2 inci lebih ramah untuk tulang belakang. Gunakan sol dalam yang mendukung dapat mendistribusikan tekanan secara lebih merata dan meredakan ketegangan.

Jika menggunakan sepatu hak tinggi lakukan peregangan otot paha belakang, punggung bawah, dan betis secara teratur dapat mengatasi kekencangan otot.

Bergantian dengan sepatu datar untuk mengistirahatkan kaki dapat mencegah ketidakseimbangan otot dan masalah postur tubuh.

Lebih lanjut, dia mengatakan sepatu hak tinggi tidak serta merta merusak tulang belakang, tetapi dapat menyebabkan nyeri punggung dan masalah sendi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu memperhatikan durasi dan frekuensi penggunaan sepatu hak tinggi.

"Efek kesehatan negatif akibat sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama mungkin memerlukan perawatan atau mungkin memerlukan pembedahan. Jika timbul rasa nyeri, sebaiknya segera kunjungi dokter spesialis ortopedi," ucapnya.

Baca juga: Tips memakai sepatu hak tinggi agar bebas dari varises

Baca juga: Ini dampak buruk pakai "high heels"

Penerjemah: Sri Dewi Larasati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025