Jakarta (ANTARA) - Tanpa disadari, sikat gigi yang digunakan setiap hari bisa menjadi sarang bakteri dan kuman. Bulu sikat yang mulai melebar atau usang tidak lagi efektif membersihkan sisa makanan dan plak di gigi. Jika terus digunakan, bukan hanya kebersihan gigi yang terganggu tetapi juga kesehatan mulut secara keseluruhan.

Banyak orang masih mengabaikan pentingnya mengganti sikat gigi secara rutin. Padahal, sikat gigi yang sudah terlalu lama dipakai dapat menampung bakteri berbahaya yang berisiko menyebabkan bau mulut, gigi berlubang, hingga penyakit gusi. Selain itu, bulu sikat yang rusak bisa melukai gusi dan membuat pembersihan gigi menjadi tidak maksimal.

Berdasarkan rekomendasi American Dental Association (ADA) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sikat gigi sebaiknya diganti setiap 3 hingga 4 bulan sekali. Namun, jika bulu sikat sudah mulai rusak sebelum jangka waktu tersebut, sebaiknya segera diganti. Sebuah studi menunjukkan bahwa setelah 40 hari penggunaan yang terus-menerus, bulu sikat mulai melebar dan membuat pembersihan gigi menjadi kurang efektif.

Baca juga: Sering mengganti sikat gigi penting untuk jaga kesehatan mulut

Berikut beberapa indikator yang menunjukkan bahwa sikat gigi perlu segera diganti:

  • Bulu sikat mulai bengkok dan rusak - Bulu sikat yang tidak lagi tegak lurus akan mengurangi efektivitas dalam membersihkan plak dan sisa makanan di sela-sela gigi.
  • Sikat gigi yang sering lembab - Sikat gigi yang tidak dikeringkan dengan baik akan membuat sikat menjadi lembab. Kelembapan yang terus-menerus dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur pada sikat gigi.
  • Sudah digunakan lebih dari 3 bulan - Pada waktu ini, bulu sikat cenderung mulai melebar, mengurangi efektivitas pembersihan, dan meningkatkan risiko penumpukan plak.

Dampak jika tidak mengganti sikat gigi secara rutin

Jika Anda tidak mengganti sikat gigi secara rutin, beberapa masalah kesehatan mulut bisa muncul, seperti:

  • Penumpukan karang gigi - Sikat gigi yang sudah usang tidak mampu membersihkan plak dengan maksimal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terbentuknya karang gigi.
  • Plak tidak hilang sepenuhnya - Plak yang tidak terangkat dengan baik dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dan radang gusi.
  • Kerusakan gusi dan sensitivitas - Bulu sikat yang sudah kasar dapat melukai gusi, menyebabkan iritasi, bahkan membuat gusi berdarah.

Cara merawat sikat gigi dengan benar

Agar sikat gigi tetap bersih dan higienis, lakukan beberapa langkah berikut:

  1. Bilas sikat gigi dengan air mengalir setelah digunakan hingga bersih.
  2. Hindari menyimpan sikat gigi dalam wadah tertutup agar tidak memicu pertumbuhan jamur dan bakteri.
  3. Pastikan sikat gigi disimpan dalam posisi tegak dan di tempat yang kering.

Menjaga kebersihan mulut tidak hanya tentang rutin menggosok gigi, tetapi juga memastikan alat yang digunakan tetap bersih dan efektif. Jangan menunggu sikat gigi rusak parah sebelum menggantinya.

Baca juga: Terapkan rutinitas menyikat gigi sejak usia muda untuk kesehatan

Baca juga: Bolehkah sikat gigi saat puasa? Berikut penjelasannya

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025