tidak mungkin berjalan hanya sosialisasi saja, tetapi kita perlu mengetuk dari pintu ke pintu

Denpasar (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia melibatkan ratusan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk menangani sampah di Bali.

Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq saat menghadiri acara Bimbingan Teknis Pengelolaan Sampah bagi Babinsa di Makodam IX/Udayana Denpasar, Senin menyatakan upaya tersebut sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang tindak lanjut langkah-langkah pengurangan dan pemilahan sampah berbasis sumber.

"Ini tidak mungkin berjalan hanya sosialisasi saja, tetapi kita perlu mengetuk dari pintu ke pintu. Yang kemudian tahu persis wilayahnya, tahu persis masyarakatnya salah satunya adalah Babinsa," kata dia didampingi Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni dan Gubernur Bali I Wayan Koster.

Dia menjelaskan para Babinsa yang bertugas di desa-desa diharapkan bisa menjadi tauladan dalam rangka mengubah prilaku mengurangi dan memilah sampah di sumbernya.

Dia berharap Babinsa dengan penekanan pada humanisme dapat menjadi partner masyarakat untuk mengolah sampah dari sumbernya. Semakin banyak masyarakat yang memulai gerakan memilah sampah di sumbernya, maka semakin kuat juga budaya mengolah sampah.

Baca juga: Pemprov Bali bakal umumkan pelaku usaha yang tak tangani sampah

Baca juga: Pemkot Denpasar lakukan penjajakan pasar atasi masalah sampah

Menurut Faisol, Bali merupakan etalase Indonesia di mata internasional, sehingga penanganan sampah menjadi prioritas utama pemerintah.

"Bali ini sangat serius menangani sampahnya, tetapi membangun ini tidak hanya diketuk saja, perlu diberikan bekal edukasi dan informasi," katanya.

Menurut Menteri Lingkungan Hidup, ke depan penanganan sampah di Bali seperti di Kuta dan Seminyak akan menjadi tanggung jawab TNI juga di bawah komando Pangdam Udayana.

Namun demikian, langkah tersebut tidak menghilangkan upaya pemerintah pusat maupun daerah untuk penanganan sampah.

Karena menurut Faisol, fenomena kapitalisasi sampah bisa menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Semua negara membangun ekonominya salah satunya dari sumber pariwisata. Kemudian, sampah ini dikapitalisasi akan mampu meruntuhkan sendi-sendi pariwisata," kata dia.

Baca juga: Pangdam Udayana kerahkan prajurit bersihkan Pantai Kedonganan

Baca juga: KLH ingatkan potensi sanksi untuk pengelola TPA "open dumping"

Baca juga: Menteri LH ungkap sampah kiriman di Bali dari sungai di Jawa

Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025