Kuala Lumpur (ANTARA) - Bank Negara Malaysia (BNM) memproyeksikan ekonomi Malaysia dapat tumbuh mencapai 4,5-5,5 persen pada 2025.

Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour dalam keterangan persnya yang diakses di Kuala Lumpur, Selasa, mengatakan, berdasarkan momentum 2024, ekonomi Malaysia diproyeksikan dapat tumbuh antara 4,5-5,5 persen pada 2025.

Pertumbuhan itu, menurut dia, didorong oleh permintaan domestik yang berkelanjutan, meskipun ketidakpastian eksternal menyebabkan ekspansi ekspor yang lebih moderat.

Proyeksi tersebut berdasarkan asumsi konservatif pada variabel relevan seperti pendapatan, harga energi, dan perdagangan dunia.

Kondisi perdagangan dunia, menurut dia, berada pada tingkat ketidakpastian yang tinggi mengingat ketegangan tarif yang sedang berlangsung dan perkembangan geopolitik.

Ia menekankan bahwa kondisi masih sangat cair. Potensi eskalasi atau de-eskalasi tarif dan konflik geopolitik diperhitungkan dalam risiko penurunan dan kenaikan proyeksi pertumbuhan dasar tersebut.

Inflasi utama diperkirakan akan mencapai rata-rata 2,0-3,5 persen pada 2025, yang mencerminkan potensi kenaikan dari langkah-langkah kebijakan domestik.

Meskipun demikian, ia mengatakan BNM memperkirakan inflasi akan dapat dikelola sejalan dengan kondisi biaya global yang lebih ringan dan tidak adanya tekanan permintaan domestik yang berlebihan.

Pada 2024, perekonomian Malaysia mencatat pertumbuhan kuat 5,1 persen, dengan inflasi stabil 1,8 persen. Semua sektor ekonomi mengalami ekspansi, didorong oleh konsumsi swasta yang tangguh, aktivitas investasi yang kuat, dan pemulihan ekspor.

Baca juga: BI, BNM, dan BOT selaraskan kerja sama transaksi mata uang lokal

Baca juga: Ekonomi Malaysia tumbuh 5,1 persen di 2024

Baca juga: BI dan BNM perbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025