Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk Tahun Buku 2024 mengumumkan susunan terbaru kepengurusan perseroan. Pada kesempatan tersebut, Darmawan Junaidi kembali terpilih menjadi direktur utama dari bank pelat merah tersebut.
Ia bukanlah sosok asing bagi Bank Mandiri, sebab terpilihnya Darmawan untuk kali kedua sebagai Direktur Utama berlangsung pada tahun perak pengabdiannya di sana.
Sebelum memikul tanggung jawab sebagai seorang Direktur Utama, Darmawan telah mengabdikan diri di Bank Mandiri sebagai Treasury Dealer sejak merger Bank Mandiri pada tahun 1999, tepatnya pada Juni 1999.
Ia menjalani sebagai Treasury Dealer selama nyaris 10 tahun, sebelum berproses dan meniti tangga karier satu demi satu. Darmawan diangkat menjadi Vice President Treasury pada Februari 2009, kemudian menjadi SVP (Senior Vice President) Treasury pada Januari 2012.
Berbagai pengalaman tersebut membentuk sosok Darmawan menjadi profesional di bidangnya, yang lantas mendatangkan kepercayaan bagi lulusan Universitas Sriwijaya itu untuk mengemban tanggung jawab sebagai Regional CEO Bali & Nusa Tenggara pada Januari 2015.
Jabatan Regional CEO Bali & Nusa Tenggara hanya diemban oleh Darmawan selama setahun, sebab pada Januari 2016, Darmawan ditunjuk untuk menjadi Head of Treasury Group.
Masanya menjabat sebagai Head of Treasury Group hanya seumur jagung. Baru lima bulan Darmawan menjalani hari-harinya sebagai Head of Treasury Group, ia banting stir dari industri perbankan ke industri bahan bangunan.
Selama kurang lebih satu tahun, dalam rentang Mei 2016–Agustus 2017, Darmawan menempati berbagai posisi di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yakni Direktur Keuangan dan Plt Direktur Utama (Mei 2017–Agustus 2017). Selain itu, pada periode yang sama, sosok kelahiran Palembang, 1966 ini juga menjadi Komisaris Utama untuk PT Semen Kupang Indonesia.
Pada pertengahan 2017, Darmawan kembali mengabdikan diri ke Bank Mandiri. Berbekal karier panjangnya di dunia treasury, Darmawan dipercaya untuk menempati jabatan barunya sebagai Direktur Treasury Bank Mandiri, lalu menjadi Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management pada 2018.
Hingga pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) 21 Oktober 2020, ia terpilih sebagai Direktur Utama Bank Mandiri, menggantikan dirut sebelumnya, Royke Tumilaar.
Berhadapan dengan pandemi COVID-19
Perjalanan Darmawan selaku Direktur Utama Bank Mandiri tidaklah mudah. Pada tahun pertama dirinya menjabat sebagai seorang direktur, Darmawan berhadapan dengan pandemi COVID-19.
Bank Mandiri mencatat capaian laba bersih secara konsolidasi selama tahun 2020 mencapai Rp17,1 triliun atau anjlok 37,7 persen dari 2019 mencapai Rp27,4 triliun karena imbas pandemi COVID-19.
Penurunan laba bersih konsolidasi itu dikontribusikan oleh penurunan pendapatan bunga hingga Desember 2020 mencapai Rp87,3 triliun atau turun 4,59 persen dari 2019 mencapai Rp91,5 triliun.
Namun, penurunan itu diimbangi penurunan beban bunga yang mencapai Rp30,8 triliun sehingga pendapatan bunga bersih atau net interest income tidak jatuh terlalu dalam, yakni mencapai Rp56,6 triliun.
Atas turunnya laba bersih tersebut, Bank Mandiri optimistis mampu rebound melalui fokus menekankan kualitas kredit dengan mempertimbangkan sektor potensial dan menerapkan kehati-hatian dan target menekan rasio NPL kisaran 3-3,5 persen.
Di bawah kendali Darmawan Junaidi, sepanjang 2021, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih senilai Rp28,03 triliun atau tumbuh 66,8 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp17,11 triliun.
Darmawan Junaidi mengatakan, capaian kinerja yang signifikan tersebut selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan pemerintah lintas sektoral serta penanganan COVID-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.
"Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," ujar Darmawan.
Capaian tersebut berlanjut pada 2022. Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp41,2 triliun sepanjang 2022 atau tumbuh 46,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sehingga memperkuat permodalan bank untuk melakukan ekspansi bisnis, terutama mendukung fungsi intermediasi dalam menyalurkan kredit.
"Kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik, didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian," kata Darmawan.
Pertumbuhan kinerja yang solid sepanjang 2022 juga ditunjang strategi bisnis yang konsisten kepada segmen potensial dan proses optimalisasi digital sehingga tingkat efisiensi perseroan meningkat dan mendorong pertumbuhan volume bisnis pada semua segmen serta rasio dana murah (current account and saving account/CASA) Bank Mandiri tahun 2022.
Capaian Bank Mandiri bahkan menuai apresiasi dari Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu merupakan Presiden Republik Indonesia.
"Harus kita apresiasi Bank Mandiri yang bisa menyalurkan kredit tumbuh sebesar 14,9 (persen) dan keuntungan perusahaan di angka Rp41 triliun," kata Jokowi.
Kemudian, pada 2023, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp55,1 triliun atau tumbuh 33,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Darmawan menyampaikan, dengan laba bersih Rp55,1 triliun, Bank Mandiri berhasil mencetak laba terbesar sejak berdirinya perseroan itu 25 tahun lalu.
Capaian tersebut sekaligus menandakan bahwasanya ombak besar berupa pandemi COVID-19 yang mengguncang Bank Mandiri berhasil dilewati.
Kembali dipercaya menjadi nakhoda
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada Selasa (25/3) menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan, di mana Darmawan Junaidi tetap menjadi Direktur Utama sedangkan Wakil Direktur Utama diganti dari Alexandra Askandar menjadi Riduan.
Hal itu sebagaimana diumumkan dalam RUPST yang berlangsung di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (25/3). Suara terbanyak atau mayoritas peserta rapat menyetujui usulan perubahan susunan pengurus tersebut.
Selain perubahan susunan pengurus, agenda RUPST juga termasuk penetapan penggunaan laba bersih di mana rapat menyetujui pembagian dividen sebesar Rp43,5 triliun atau sekitar 78 persen dari laba bersih tahun buku 2024. Selain itu, rapat menyepakati rencana pembelian kembali saham (buyback) perusahaan senilai Rp1,17 triliun.
Bank Mandiri mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun pada akhir tahun 2024 atau naik 1,31 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja positif tersebut didukung realisasi kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.670,55 triliun hingga akhir tahun 2024 atau naik 19,5 persen yoy. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp1.699 triliun hingga akhir 2024 atau tumbuh sebesar 7,73 persen yoy.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025