Kontribusi Bank Mandiri terhadap pendapatan negara terus meningkat setiap tahun sejalan dengan perbaikan kinerja bisnis yang berkelanjutan

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyetorkan pajak senilai Rp28,87 triliun pada 2024, meningkat 8,47 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kontribusi Bank Mandiri terhadap pendapatan negara terus meningkat setiap tahun sejalan dengan perbaikan kinerja bisnis yang berkelanjutan,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi di Jakarta, Selasa.

Selain itu, dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BMRI juga berencana menyetor dividen senilai Rp22,62 triliun kepada negara atas kepemilikan 52 persen saham Bank Mandiri.

Besaran dividen per lembar saham atau dividen per share mencapai sekitar Rp466,18 atau meningkat 31,71 persen secara tahunan (yoy).

Sebanyak Rp43,51 triliun atau 78 persen dari laba bersih konsolidasi tahun 2024 dibagikan kepada pemegang saham.

Sementara itu, 22 persen sisanya ditetapkan sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendorong pengembangan usaha ke depan.

Secara fundamental, besaran dividen tersebut telah mempertimbangkan posisi likuiditas serta struktur permodalan Bank Mandiri dalam mendukung rencana di tahun 2025.

Adapun setelah pembagian dividen, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mandiri sampai dengan akhir tahun nanti diproyeksikan tetap kuat di kisaran level 19 persen hingga 20 persen.

Selain itu, RUPST Bank Mandiri turut menyetujui rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai sebanyak-banyaknya Rp 1,17 triliun.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi perseroan untuk mengakselerasi keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang Bank Mandiri yang ditopang oleh fundamental yang solid dan kinerja yang terus tumbuh.

RUPST Bank Mandiri juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan. Dalam keputusan tersebut, RUPST memberhentikan sejumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris, termasuk Alexandra Askandar, Agus Dwi Handaya, Aquarius Rudianto, Rohan Hafas, dan Sigit Prastowo dari jajaran Direksi.

Sementara itu, M. Chatib Basri, Tedi Bharata, Arif Budimanta, Loeke Larasati Agoestina, Faried Utomo, Muliadi Rahardja, Heru Kristiyana, dan Rionald Silaban diberhentikan dari posisi Komisaris.

Sebagai bagian dari restrukturisasi, pemegang saham juga menetapkan pengalihan penugasan Riduan dan Eka Fitria ke posisi baru, serta mengangkat beberapa nama baru dalam jajaran Direksi dan Komisaris. Di antaranya adalah M. Rizaldi, Saptari, Jan Winston Tambunan, Ari Rizaldi, dan Novita Widya Anggraini sebagai anggota Direksi, serta Kuswiyoto, Luky Alfirman, Yuliot, dan Mia Amiati sebagai Komisaris.

Adapun daftar lengkap jajaran direksi BMRI sesuai hasil RUPST 2025 adalah sebagai berikut.

Dewan Direksi

  • Direktur Utama: Darmawan Junaidi
  • Wakil Direktur Utama: Riduan*
  • Direktur Operations: Toni E.B. Subari
  • Direktur Information Technology: Timothy Utama
  • Direktur Human Capital & Compliance : Eka Fitria
  • Direktur Risk Management: Danis Subyantoro
  • Direktur Commercial Banking: Totok Priyambodo
  • Direktur Corporate Banking: M. Rizaldi*
  • Direktur Consumer Banking: Saptari*
  • Direktur Network & Retail Funding : Jan Winston Tambunan*
  • Direktur Treasury & International Banking: Ari Rizaldi*
  • Direktur Finance & Strategy: Novita Widya Anggraini*

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama/Independen: Kuswiyoto*
  • Wakil Komisaris Utama/Independen: Zainudin Amali
  • Komisaris: Muhammad Yusuf Ateh
  • Komisaris: Luky Alfirman*
  • Komisaris: Yuliot*
  • Komisaris Independen: Mia Amiati*

Nama bertanda (*) efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BMRI mencatat total aset konsolidasi mencapai Rp2.427 triliun, tumbuh 11,6 persen (yoy). Peningkatan ini didukung oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp1.670,55 triliun, tumbuh 19,5 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit yang signifikan ini terjadi di seluruh segmen, dengan kredit korporasi mencapai Rp913,3 triliun pada akhir 2024, tumbuh 25,5 persen (yoy). Selain itu, segmen UMKM juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 6 persen (yoy) menjadi Rp135 triliun.

Pertumbuhan ini diiringi dengan perbaikan kualitas aset. Per akhir 2024, rasio Non-Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 5 basis poin (bps) secara tahunan ke level 0,97 persen. Meskipun NPL menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif, yakni sebesar 304 persen (yoy).

Baca juga: RUPST BMRI: Dirut tetap Darmawan Junaidi, Wadirut Alexandra diganti

Baca juga: RUPST Bank Mandiri hari ini setujui pembagian dividen Rp43,5 triliun

Baca juga: Bank Mandiri: Penyaluran KUR capai Rp9,01 triliun hingga Februari 2025

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025