Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah kardiovaskular dan toraks RSJPD Harapan Kita Latifa Hernisa mengatakan operasi Fontan dapat mengoptimalkan kinerja jantung univentrikular atau yang hanya memiliki satu ventrikel, agar dapat fokus memompa darah ke seluruh tubuh.
Dalam siaran Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu, Latifa mengatakan jantung yang sehat memiliki dua ventrikel, atau biventrikular. Adapun fungsi masing-masing ventrikel memompa darah ke paru-paru, serta memompa darah ke seluruh tubuh.
Dia menyebutkan jantung akan cepat lelah apabila memompa darah dari satu ventrikel saja.
Saking kompleksnya kondisi bawaan ini, katanya, terapinya adalah transplantasi jantung, Namun, mengingat tidak semua orang bisa beruntung mendapatkan donor, maka operasi Fontan menjadi solusinya.
Baca juga: Kemenkes gandeng AIIB bangun infrastruktur RS Harapan Kita
Baca juga: RS Indonesia -Arab Saudi selesaikan 38 operasi jantung dalam 10 hari
Pada operasi Fontan, darah dialihkan langsung ke paru-paru, sehingga tidak melalui jantung lagi.
Operasi Fontan, termasuk dalam tindakan paliatif, artinya tidak mengembalikan fungsi seperti normal, tapi dapat membantu seseorang menjalankan kehidupan sehari-hari lebih baik.
Dia melanjutkan, sebelum operasi Fontan, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan hingga akhirnya dapat memulai prosedur itu, contohnya Bi-directional Cavo-pulmonary Shunt (BCPS).
"Jadi mungkin dari mulai pasien anak itu datang, sampai akhirnya dia di operasi Fontan kira-kira perlu 1,5 tahun sampai 2 tahun," katanya.
Dokter itu menyebutkan sejumlah hal yang mempengaruhi keberhasilan operasi Fontan, contohnya pernah atau tidaknya gagal jantung, status gizi, infeksi, kelainan penyerta seperti pada katup atau irama jantung. Kelainan-kelainan bawaan pada organ selain jantung, seperti ginjal, juga mempengaruhi hasilnya.
Selain itu, dia mengingatkan untuk memastikan bahwa tidak ada penyakit pada paru-paru, seperti tuberkulosis (TB), karena dapat menyebabkan tekanan paru menjadi tinggi.
Latifa melanjutkan, usai prosedur itu, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan, seperti rajin beraktivitas guna memastikan kesehatan paru-paru anak agar bisa berkembang dengan baik. Selain itu, rajin meminum obat pengencer darah seumur hidup.
"Kejelekan pembuluh darah buatan adalah harus minum obat pengencer. Karena setiap darah berkontak dengan benda asing, pasti dia akan cepat beku," katanya.
Kemudian, ada kemungkinan pembuluh darah buatan itu harus diganti, karena tidak dapat mengikuti tumbuh kembang anak.
Latifa juga menyebutkan risiko operasi Fontan, seperti perlengketan, mengingat adanya prosedur-prosedur sebelumnya, serta perdarahan. Oleh karena itu, perlu menangani perlengketan tersebut, serta menyediakan stok darah lebih banyak.*
Baca juga: KSRelief Raja Salman gelar program operasi jantung gratis di Jakarta
Baca juga: UI gandeng tiga RS pendidikan untuk cetak dokter spesialis unggul
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025