Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan belum ada permintaan resmi apapun terkait partisipasi Indonesia dalam pasukan perdamaian yang diusulkan berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diterjunkan di perbatasan Rusia-Ukraina.
“Kemlu belum menerima permintaan resmi dari pihak manapun yang menginginkan keberadaan pasukan perdamaian Indonesia di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina,” ucap Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Rolliansyah untuk merespons informasi terkait adanya usulan supaya Indonesia ikut serta dalam pasukan perdamaian PBB yang diterjunkan di Ukraina setelah gencatan senjata tercapai. Usulan itu sendiri masih belum mencapai konsensus di kalangan komunitas internasional.
Meski demikian, Rolliansyah memastikan bahwa pemerintah RI tetap akan terus mengikuti secara dekat upaya dan proses perundingan yang berjalan antara pihak-pihak yang bertikai di Ukraina.
Indonesia juga terus mendukung segala upaya untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina melalui negosiasi dan diplomasi yang inklusif, kata Jubir Kemlu itu.
Senada namun dalam kesempatan berbeda, Menlu RI Sugiono menyatakan bahwa Indonesia terus menekankan pentingnya penyelesaian konflik di Ukraina secara damai dan melibatkan semua pihak.
“Yaitu, melalui dialog terbuka dan mekanisme multilateral yang inklusif,” kata Sugiono dalam pernyataan pers yang disampaikan usai pertemuan bilateral dengan Menlu Prancis Jean-Noel Barrot di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, sejumlah media Ukraina melaporkan adanya usulan supaya pasukan perdamaian PBB diterjunkan di perbatasan Rusia-Ukraina setelah gencatan senjata yang mengakhiri perang antara kedua negara tersebut tercapai.
Mengutip surat kabar Italia La Repubblica, media Ukraina menyatakan bahwa sekutu-sekutu Ukraina mengusulkan pasukan perdamaian PBB yang dimaksud beranggotakan tentara dari Indonesia, India, Brasil, dan Arab Saudi.
Dilaporkan pula bahwa pasukan perdamaian tersebut akan beroperasi bersama koalisi pasukan perdamaian dari negara-negara Eropa yang akan mengamankan perbatasan Ukraina-Uni Eropa.
Baca juga: Kontribusi dalam misi perdamaian PBB cara RI jadi "penyeimbang" global
Baca juga: China bantah akan kerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina
Baca juga: Australia mungkin kirim pasukan ke Ukraina jika perdamaian tercapai
Baca juga: Rusia tidak akan terima pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025