Kami menuntut dihentikannya blokade total atas Gaza yang telah menciptakan krisis kemanusiaan akut
Jakarta (ANTARA) - Barisan Aliansi Resistensi Al-Aqsa (BARQ) mendesak Israel agar mencabut blokade atau larangan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza untuk mencegah kelaparan dan penderitaan massal di wilayah Palestina yang terkepung tersebut.
"Kami menuntut dihentikannya blokade total atas Gaza yang telah menciptakan krisis kemanusiaan akut," kata Presidium BARQ Abbas Husain dalam temu media di Jakarta, Rabu.
Baca juga: BARQ apresiasi konsistensi pemerintah dukung Palestina merdeka
Hal tersebut merupakan salah satu poin pernyataan sikap BARQ dalam menyambut momentum peringatan Hari Alquds Internasional 2025 yang jatuh pada 28 Maret 2025.
Selain mendesak penghentian blokade, Abbas menyampaikan bahwa BARQ juga mendorong seluruh pelaku kejahatan perang Zionis diadili dengan hukuman yang paling maksimal.
"Kami juga menyambut vonis ICC (Mahkamah Pidana Internasional) terhadap Netanyahu (Perdana Menteri Israel) sebagai penjahat perang dan menyerukan agar seluruh pelaku kejahatan perang Zionis diadili tanpa kompromi," kata dia.
Berikutnya, BARQ juga menyerukan perluasan gerakan boikot, divestasi, dan sanksi yang menjadi langkah nyata melawan kolonialisme modern.
"Kami mengecam hipokrisi negara-negara Barat yang mendukung penjajahan Israel sambil mengklaim menjunjung HAM. Kami mendorong perluasan gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) sebagai langkah nyata melawan kolonialisme modern," ucapnya.
Baca juga: Jepang akan rawat warga Palestina yang terluka untuk pertama kalinya
Diketahui bahwa Jalur Gaza secara resmi memasuki fase pertama kelaparan di tengah pembatasan Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, kata otoritas setempat.
"Gaza secara resmi memasuki tahap pertama kelaparan dengan hampir dua juta orang benar-benar kehilangan ketahanan pangan," kata Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Thawabteh.
"Warga Palestina sedang menghadapi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat penutupan perbatasan oleh Israel dan penghalangan masuknya bantuan kemanusiaan," tambahnya.
Thawabteh mengatakan semua pasar di Gaza telah kehabisan pasokan makanan pokok yang menyebabkan membuat warga Palestina kehilangan kebutuhan hidup yang paling mendasar.
"Puluhan toko roti telah berhenti beroperasi karena larangan impor bahan bakar yang menyebabkan penurunan besar dalam jumlah roti yang tersedia bagi warga Palestina di Gaza," tambahnya.
Baca juga: Krisis kesehatan di Gaza sebabkan 80 persen pasien tak dapat obat
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025