Kediri (ANTARA) - Perkumpulan Penggilingan Padi Dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Kediri, Jawa Timur, menyebut penyerapan gabah hingga kini masih terus berlangsung menyusul masa panen yang masih melimpah.

Ketua Perpadi Kediri Beny Setyawan mengemukakan sebagai mitra dari Bulog, Perpadi memastikan bahwa penyerapan terus dilakukan. Perpadi juga mengecek kualitas dari gabah petani sehingga hasil panen pun juga bagus.

"Untuk saat ini para mitra lebih memilih memastikan kualitas untuk mempercepat proses pengeringan dan penggilingan biar serapan lebih optimal," katanya di Kediri, Jumat.

Ia menyebut, ada sekitar 14 orang pengusaha penggilingan beras yang menjadi mitra Bulog Kediri. Semua mitra juga siap menerima gabah dari petani untuk diproses di penggilingan.

Pihaknya menyebut, para mitra bertugas membeli gabah petani. Nantinya, gabah dipastikan kering sebelum diproses lebih lanjut.

"Anggota kami banyak, namun yang memiliki kapasitas dan memiliki sarana penunjang pascapanen sementara ini ada 14 orang yang tergabung dalam mitra Maklon Bulog," ujarnya.

Ia menyebut di beberapa titik, gabah yang diserap dari petani kualitas masih rendah. Selain basah, juga banyak biji hampa dan sampah daun padi, sehingga mempersulit proses pengeringan di tingkat mitra.

Pihaknya harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengeringkan gabah dari hasil panen petani. Jika biasanya untuk pengeringan selesai 10-12 jam, bisa tambah lama hingga mencapai 40 jam.

Ia mengatakan lebih lebih fokus untuk memilih kualitas barang yang standard agar lebih cepat untuk diproses sehingga tidak mengganggu proses kuota penyerapan gabah.

Pihaknya tidak ingin berkomentar banyak terkait dengan pencopotan Pimpinan Perum Bulog Kancab Kediri Imam Mahdi oleh pemerintah pusat. Perpadi lebih fokus untuk menyelesaikan tanggung jawab penyerapan gabah petani.

Namun, Perpadi Kediri juga memberi apresiasi capaian yang dilakukan oleh Bulog Kediri dalam menyerap beras dan gabah dari petani yang menyentuh 154,19 persen dan sudah melebihi target.

Realisasi penyerapan gabah dari petani Nganjuk dan Kediri sampai akhir Maret 2025 mencapai 18.394.455 kilogram atau 18 ribu ton lebih.

"Kami fokus dulu dengan apa yang sebelumnya menjadi tanggung jawab kami terkait pemrosesan menjadi hasil giling. Untuk serapan gabah paling banyak dari wilayah Nganjuk. Kalau dari Kediri, sudah laku," kata dia.

Ia menambahkan, kapasitas driyer seluruh mitra sekitar 500 ton per hari, sedangkan hasil panen dari Nganjuk dan Kediri mencapai lebih dari 500 ton per hari.

Sementara itu, mitra Bulog Kediri Afnan Subagio menyikapi soal kualitas gabah.

Menurutnya, gabah atau padi dengan kualitas rendah akan memperlambat program swasembada, karena gabah dengan kualitas rendah juga akan menghasilkan beras dengan kualitas rendah pula.

Mitra bulog lainnya, Yimmi Stepanoes juga berharap semua pihak saling sinergi untuk mewujudkan program swasembada pangan 2025 termasuk pemuliaan cara dan waktu panen juga sangat mempengaruhi padi yang akan diproses.

Baca juga: Bulog libatkan TNI-Polri kawal penyerapan gabah sesuai HPP Rp6.500/kg

Baca juga: Prabowo tak menoleransi praktik usaha gilingan padi rugikan petani

Baca juga: Bapanas ajak Perpadi serap gabah dan padi demi stabilisasi harga

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025