Jakarta (ANTARA) - Khutbah Idul Fitri menjadi salah satu rangkaian penting setelah pelaksanaan salat Id. Sebagai momen yang penuh berkah, khutbah ini berfungsi menyampaikan pesan keislaman, pengingat untuk meningkatkan ketakwaan dan mempererat ukhuwah di antara sesama muslim.
Bagi khatib atau siapa saja yang ingin memahami prosesnya, mengetahui tata cara khutbah Idul Fitri sesuai ajaran Islam sangatlah penting. Dengan mengikuti tuntunan yang benar, pesan dalam khutbah dapat tersampaikan secara jelas dan memberi manfaat bagi jamaah.
Lantas, bagaimana sebenarnya tata cara khutbah Idul Fitri yang benar sesuai syariat? Berikut penjelasannya.
Syarat menjadi khatib Idul Fitri
Untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri, seorang khatib harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya:
- Memiliki pemahaman yang baik terhadap ilmu agama.
- Mengenakan pakaian yang bersih dan suci.
- Menyampaikan materi yang sesuai dengan ajaran Islam.
- Tidak menyebarkan kebencian, provokasi, atau materi yang memecah belah umat.
Tata cara khutbah Idul Fitri
Berikut adalah urutan pelaksanaan khutbah Idul Fitri dari pembukaan hingga penutup:
1. Membuka khutbah dengan tahmid
Khutbah Idul Fitri dimulai dengan membaca tahmid (mengucapkan "alhamdulillah" atau pujian kepada Allah), bukan takbir. Meskipun dalam khutbah ini dianjurkan memperbanyak takbir, namun tidak digunakan sebagai pembukaan.
Berdasarkan hadis dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah memulai khutbah Idul Fitri dengan tahmid dan memuji Allah tanpa azan dan iqamah (HR. An-Nasa'i).
2. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
Setelah tahmid, khatib dianjurkan untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan doa keselamatan.
3. Menyampaikan nasihat dan peringatan
Isi khutbah Idul Fitri berfokus pada nasihat untuk meningkatkan ketakwaan, menjaga ukhuwah Islamiyah, dan memelihara akhlak mulia. Khatib juga dapat mengingatkan jamaah tentang pentingnya zakat fitrah sebagai penyempurna ibadah Ramadan.
Berdasarkan hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW memberikan nasihat kepada jamaah, termasuk mendatangi kaum wanita untuk memberikan peringatan dan pengingat kebaikan.
4. Memperbanyak takbir di tengah khutbah
Sepanjang khutbah, dianjurkan memperbanyak lafaz takbir sebagai bentuk syiar dan kegembiraan dalam menyambut Idul Fitri. Meskipun takbir disunnahkan, khutbah tetap dibuka dengan tahmid.
5. Mengajak kepada kebaikan dan ketakwaan
Khatib hendaknya mengajak jamaah untuk terus meningkatkan amal saleh, menjaga persaudaraan, dan menjauhi perpecahan. Pesan-pesan moral yang disampaikan harus membangun dan mencerahkan umat.
6. Mengakhiri khutbah dengan doa
Khutbah Idul Fitri diakhiri dengan doa. Khatib dianjurkan mengangkat tangan dan mengisyaratkan jari telunjuk saat memanjatkan doa, sebagaimana dalam khutbah Jumat.
Hadis dari Hushain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW hanya mengangkat jari telunjuk sebagai isyarat saat berdoa di khutbah (HR. An-Nasa'i).
Bagi jamaah, disunnahkan untuk mendengarkan khutbah dengan penuh perhatian dan tidak berbicara selama khutbah berlangsung. Hal ini sesuai dengan anjuran untuk menghormati nasihat yang disampaikan oleh khatib.
Khutbah Idul Fitri memiliki tata cara khusus yaitu dmulai dengan tahmid, diisi dengan nasihat, diperbanyak takbir, dan ditutup dengan doa. Melalui khutbah ini, umat Islam diingatkan untuk terus bertakwa, menjaga persaudaraan dan memelihara akhlak mulia. Semoga khutbah Idul Fitri menjadi momen yang penuh berkah dan mempererat hubungan umat Islam.
Baca juga: Kemenag: Ketinggian hilal di Indonesia belum memenuhi kriteria MABIMS
Baca juga: Kanwil Kemenag DKI sebut ada potensi Idul Fitri serentak
Baca juga: Apa itu sidang isbat? Ini pengertian dan sejarahnya
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.