Chongqing (ANTARA) - Terletak jauh di dalam pegunungan di Chongqing, China barat daya, sebuah pabrik makanan laut atau boga bahari sibuk beroperasi ketika para pekerjanya dengan terampil memproses udang utara (pandalus borealis), spesies eksotis yang bahkan belum pernah mereka dengar beberapa bulan sebelumnya.

"Udang utara ini diimpor dari Kanada dan akan diolah di sini sebelum diekspor ke Jepang dan negara-negara lain," kata Manajer Umum Chongqing Jiajiarong Foods Co., Ltd. Wang Lezhi.

Dengan luas area 18.000 meter persegi, pabrik pengolahan makanan itu terletak di Distrik Qianjiang, sebuah daerah yang berada di Pegunungan Wuling. Pabrik tersebut mulai beroperasi secara resmi pada Desember 2024.

Sebelum sampai di pabrik itu, pengiriman udang membutuhkan waktu perjalanan selama 45 hari. Udang dikirim dengan kapal melintasi lautan menuju Pelabuhan Qinzhou di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan dan kemudian diangkut dengan kereta kargo melalui Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, sebuah jaringan logistik penting yang menghubungkan daerah barat China dengan pasar global.

Setibanya di pabrik, udang utara melewati prosedur pemrosesan mendalam yang cermat, mencakup pembersihan, pembuangan kulit, penimbangan, pembekuan cepat, dan pengemasan. Dalam waktu sepekan, udang-udang itu diangkut ke Pelabuhan Rizhao di Provinsi Shandong, China timur, sebelum dikirim ke restoran-restoran sushi dan toko-toko swalayan di seluruh Jepang.

Tidak seperti pusat-pusat pesisir China, Qianjiang tidak memiliki keunggulan geografis yang biasanya berkaitan dengan perdagangan luar negeri. Namun demikian, distrik itu menciptakan ceruk (niche) dalam industri makanan laut global.

"Dukungan kebijakan merupakan kunci emas yang membuka akses kami ke pasar internasional," kata Wang.

Sebagai bagian dari strategi China yang lebih luas untuk mendorong kolaborasi antara daerah timur dan barat serta langkah revitalisasi pedesaan, Chongqing Jiajiarong Foods Co., Ltd. memperoleh manfaat dari sejumlah insentif kebijakan. Insentif itu termasuk dukungan logistik preferensial untuk impor dan ekspor serta tenaga kerja lokal yang berlimpah. Kedua insentif itu membantu memangkas biaya operasional.

Untuk meningkatkan daya saing, Chongqing Jiajiarong Foods Co., Ltd. juga mengirimkan pekerja ke kota-kota pesisir di China untuk mempelajari teknik-teknik pemrosesan yang canggih. Berkat berbagai upaya tersebut, perusahaan ini diperkirakan akan mengekspor lebih dari 80 ton produk akuatik per akhir April, dengan nilai ekspor 760.000 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.588).

Ke depan, Wang menyampaikan Chongqing Jiajiarong Foods Co., Ltd. akan memperluas operasi bisnis. Saluran-saluran penjualan domestik baru untuk udang putih Amerika Selatan (litopenaeus vannamei) rencananya akan diluncurkan per akhir April atau awal Mei. Sementara, produksi produk pure ikan (fish puree) diperkirakan akan dimulai pada Juli atau Agustus.

Selain itu, Chongqing Jiajiarong Foods Co., Ltd. memiliki rencana ambisius untuk memanfaatkan produk sampingan udang seperti kepala dan cangkang udang di berbagai industri, mulai dari umpan ikan dan biofarmasi hingga kosmetik. Wang mengatakan langkah itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri hilir dan menyuntikkan momentum baru ke dalam pembangunan pedesaan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.