Deregulasi harus lebih elastis sesuai dengan tren pasar sekarang. Ini menjadi proteksi terhadap pelaku industri dalam negeri dan manfaatnya akan langsung terasa.

Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menyatakan rencana pemerintah yang akan menyederhanakan aturan (deregulasi) sektor perekonomian sebagai respons tarif resiprokal Amerika Serikat (AS), secara langsung memberikan perlindungan ke industri domestik.

Fakhrul Fulvian, di Jakarta, Rabu, menyatakan deregulasi ekonomi akan sangat membantu memotong biaya produksi jadi jauh lebih rendah, serta di saat yang sama turut memastikan perlindungan bagi industri lokal untuk memenangkan persaingan melawan kemungkinan produk impor yang terlalu murah.

"Deregulasi harus lebih elastis sesuai dengan tren pasar sekarang. Ini menjadi proteksi terhadap pelaku industri dalam negeri dan manfaatnya akan langsung terasa," kata Fakhrul.

Dia menyampaikan, ada lima langkah kebijakan fiskal yang bisa diambil pemerintah dalam deregulasi ini, yakni menyederhanakan restitusi dan administrasi pajak yang setara dengan pengurangan tarif 2 persen, serta menurunkan PPh impor dari 2,5 menjadi 0,5 persen untuk beberapa produk, seperti elektronik, seluler, dan laptop.

Selanjutnya, menurunkan bea masuk pada semua produk asal AS dari awalnya 5 sampai 10 persen menjadi 0 hingga 5 persen, menyesuaikan bea keluar minyak sawit mentah (CPO) yang bervariasi 0 hingga 25 persen, serta percepatan proses penerbitan kebijakan hambatan perdagangan (trade remedies) dari 30 menjadi 15 hari.

Fakhrul juga mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah menggelontorkan sejumlah insentif untuk memperbaiki daya beli masyarakat, seperti insentif untuk kebutuhan listrik dan energi yang memberikan kekuatan daya beli bagi kelas menengah dan bawah.

Menurut dia, pemberian insentif bagi masyarakat merupakan bukti nyata perlindungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berfungsi dengan baik.

Selain itu, ia mengatakan acara Sarasehan Ekonomi, yang digelar untuk pertama kalinya pada Selasa (8/4), menjadi angin segar bagi para pelaku usaha dan para pengamat ekonomi.

Hal itu karena selama kurang lebih tiga jam pemerintah bersama dunia usaha dan para ekonom saling bertukar informasi dan pandangan yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Penyelarasan persepsi inilah yang diperlukan lewat sebuah Sarasehan. Setelah pertemuan kemarin, sekarang sudah clear bagaimana cara pandang beliau memimpin Indonesia dan kita juga sudah sampaikan apa yang menjadi perhatian dari sektor bisnis, we need to be on the same page," ujar Fakhrul.

Baca juga: Strategi industri: meningkatkan kepemilikan lokal dan inovasi

Baca juga: Dirut KAI dukung industri kreatif IP lokal lewat "Livery Idul Fitri"

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025