Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan bahwa pengerukan sedimentasi sungai dan waduk di daerah itu terus berlanjut hingga Agustus 2025 dan itu dipastikan bukan pencitraan tapi guna mengantisipasi terjadinya banjir.
"Pengurukan yang kita lakukan (pada awal menjabat) bukan untuk kosmetik atau pencitraan," kata Rano Karno di Jakarta, Rabu.
Menurut dia bahwa program pengerukan sungai dan waduk yang ada di DKI Jakarta merupakan janji politik saat kampanye pada Pilkada 2024 dan saat ini program tersebut terus dilakukan dan direncanakan hingga bulan Agustus 2025 mendatang.
Wagub Rano mengatakan bahwa pengerukan sedimentasi dilakukan untuk kembali menormalkan sungai dan waduk yang ada, agar daya tampung bisa bertambah.
Selain itu, pengerukan tersebut juga diharapkan dapat mencegah bankir yang sering terjadi di daerah itu terutama ketika hujan dengan intensitas tinggi.
"Kami sudah hitung Jakarta akan mengalami satu hujan yang menyebabkan banjir. Tapi kami bersyukur dengan pengurukan sungai walaupun terjadi banjir, tapi tidak sebesar yang kita prediksi," ujarnya.
Selain pengerukan sungai dan waduk, Pemprov DKI juga mewaspadai terjadinya banjir rob di utara Jakarta, sehingga dilakukan antisipasi dengan pembuatan bronjong untuk menahan air laut pasang.
Upaya tersebut kata dia cukup berhasil dalam menanggulangi bencana banjir rob di daerah yang rawan.
Untuk itu, Pemprov DKI juga berupaya membuat tanggul laut setinggi 2,5 meter dan akan dikerjakan dalam waktu dekat ini.
"Untuk pembangunan tanggul wilayah utara bisa dimulai setelah lebaran ini," katanya.
Baca juga: Jakbar lakukan pengerukan kali hingga pembangunan waduk atasi banjir
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025