Ia meneladani wasiat orang tuanya untuk tidak pernah membatasi kebutuhan dasar santri, terutama makanan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan tiga hal yang menjadi fokus dalam upaya mendorong kemajuan pesantren yakni kesejahteraan santri, inovasi dalam sistem pendidikan, dan penguatan peran pesantren dalam moderasi beragama.
"Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik, agar para santri dan pesantren di Indonesia mampu menjadi motor penggerak kemajuan bangsa dan penjaga harmoni umat beragama," ujar Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menag menceritakan pentingnya memperhatikan kesejahteraan santri. Ia meneladani wasiat orang tuanya untuk tidak pernah membatasi kebutuhan dasar santri, terutama makanan.
"Salah satu wasiat orang tua, jangan batasi makanan santri, saya tidak mau mereka merasakan keterbatasan seperti apa yang pernah dirasakan oleh anak-anak saya," katanya.
Menurut dia, saat dahulu menempuh pendidikan di pesantren, karena keterbatasan ekonomi dirinya kerap tidak dapat memenuhi kebutuhan makan. Untuk itu, ia tidak ingin hal tersebut dialami lagi oleh para santri saat ini.
Ia berkomitmen untuk memastikan para santri dapat fokus sepenuhnya pada proses belajar tanpa terbebani masalah pemenuhan kebutuhan pokok.
Selain fokus pada kesejahteraan, Menag juga mendorong pesantren untuk terus berinovasi dalam sistem pendidikan.
Pondok Pesantren Al Ikhlas yang didirikannya menjadi contoh konkret dengan mengadopsi sistem dan metode internasional, termasuk pemanfaatan teknologi informasi (IT), dalam proses pembelajaran.
Langkah ini dipandang penting untuk membekali santri dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan global, sehingga mereka mampu bersaing dan berkontribusi di kancah internasional.
Lebih lanjut, Menag secara khusus menyoroti peran strategis pesantren dalam menjaga nilai-nilai keindonesiaan dan mengawal moderasi beragama.
Ia bertekad menjadikan pesantren-pesantren sebagai benteng kokoh dalam mempertahankan tradisi luhur bangsa dan menanamkan pemahaman agama yang inklusif dan toleran.
"Pesantren harus menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama di Indonesia. Kita tidak ingin ada pemahaman agama yang sempit dan eksklusif. Santri harus menjadi agen perdamaian dan persatuan," kata Menag.
Ia menegaskan poin-poin tersebut menjadi arah kebijakan Kementerian Agama dalam memberdayakan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang komprehensif.
Fokus tidak hanya pada ilmu agama, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan, dan wawasan global santri, dengan landasan kesejahteraan yang terjamin.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025