Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menekankan pentingnya memaksimalisasi pola pikir dan prinsip evolusi diri dalam kehidupan bagi generasi muda kepada para lulusan perguruan tinggi.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri wisuda ke-74 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Sabtu (12/4).

"Kehidupan ini tidak cukup kita lalui dengan cara yang biasa-biasa saja. Saudara-Saudara dilahirkan oleh almamater berprestise dengan kewibawaan akademik dan sosial yang besar. Ini harus tercermin pada Saudara," katanya melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Wamen Fauzan mengatakan gelar akademik bukanlah akhir, melainkan awal dari proses belajar sesungguhnya di kehidupan nyata. Ilmu dan gelar yang didapat di perguruan tinggi harus dimanfaatkan untuk mengubah lingkungan dan diri sendiri menjadi lebih baik.

"Setiap orang memiliki energi dan potensi yang bisa dimaksimalkan. Mereka yang tidak bisa memaksimalkan energi, itulah yang disebut pola pikir minimized," ucapnya.

Wamendiktisaintek mengajak para lulusan perguruan tinggi untuk meninggalkan pola pikir tersebut, yang seringkali terjebak dalam kebiasaan membatasi diri menggunakan alasan-alasan yang umum dimaklumi.

Baca juga: Wamendiktisaintek: Kampus perguruan tinggi ke depan harus merakyat

Baca juga: Wamen Stella tekankan investasi SDM jadi kunci perkuat ekosistem riset

Sebaliknya, dirinya mendorong sikap keberanian mengambil langkah lebih jauh dan menghadapi tantangan. Menurutnya, hal inilah yang dapat mendorong manusia menjadi yang terbaik di bidang apapun yang mereka tekuni.

"Ketika anda bertekad untuk mengembangkan diri, inilah proses menjadi kepompong. Ketika anda berhasil melakukan pekerjaan anda dengan baik, barulah anda menjadi kupu-kupu, menjadi orang yang dicari," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa evolusi tidak cukup dilakukan oleh individu. Saat ini, perguruan tinggi masih mengalami berbagai persoalan.

Program Kampus Berdampak yang tengah digagas oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), jelas dia bertujuan untuk merespons isu ini.

Potensi yang dimiliki kampus seperti riset, kompetensi dosen, dan Tridarma Perguruan Tinggi, kata Fauzan hendaknya dimanfaatkan untuk menjawab masalah yang berkembang di masyarakat.

Wamen Fauzan menekankan kesatuan antara perguruan tinggi dengan masyarakat, dengan kampus yang berperan sebagai problem solver terhadap masalah-masalah yang dimiliki masyarakat.

"Sinergitas sosiologis dan akademis ini diharapkan dapat dicapai sebagai motor penggerak dalam saintifikasi pembangunan nasional," ucap Wamendiktisaintek.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025