Hingga akhir 2024, tercatat sebesar 2,68 GW sudah terpasang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 5,2 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan atau hingga 2035.
"Di RUPTL yang baru nanti, ada tambahan dari panas bumi sekitar 10 tahun itu, 5,2 GW," ucap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi saat konferensi pers "The 11th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2025" di Jakarta, Senin.
Eniya menjelaskan Indonesia memiliki potensi tenaga panas bumi sebesar 23,74 GW yang tersebar di 368 lokasi. Hingga akhir 2024, kata dia, tercatat sebesar 2,68 GW sudah terpasang.
Apabila dibandingkan dengan Amerika Serikat, Eniya menyampaikan terdapat selisih sekitar 1 GW, sebab kapasitas PLTP yang terpasang di Amerika Serikat mencapai 3,6 GW.
Eniya menargetkan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, Indonesia bisa menambah kapasitas PLTP sebesar 1,1 GW, sehingga bisa menyalip Amerika Serikat untuk menempati posisi nomor satu di dunia sebagai negara dengan kapasitas PLTP terpasang terbesar.
Terlebih, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang mengalihkan fokus dari energi terbarukan ke penggunaan batu bara.
"Amerika tidak terlalu bergerak karena memutuskan ke batu bara, mudah-mudahan kita bisa menyalip di tikungan," ucap Eniya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menargetkan proses penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 selesai pada April 2025.
Dalam menyusun RUPTL, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah berupaya untuk menemukan titik tengah antara isu penurunan emisi karbon dengan kemampuan Indonesia.
Bahlil mengatakan pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan potensi-potensi sumber daya alam Indonesia, termasuk di dalamnya adalah energi baru dan terbarukan (EBT).
Ia menyoroti energi panas bumi yang terdapat di Ambon, Maluku.
Menurut Bahlil, Provinsi Maluku memiliki potensi panas bumi sebesar 40 MW yang perlu segera dibangun.
"Itu (potensi panas bumi di Ambon) sudah kami masukkan dalam rancangan RUPTL 2025-2034," kata dia.
Baca juga: Indonesia berambisi kalahkan Amerika Serikat di sektor PLTP pada 2029
Baca juga: Pertamina dan Zorlu Enerji sepakati kerja sama pengembangan panas bumi
Baca juga: Menteri Bahlil perintahkan PLN bangun PLTP 40 MW di Maluku
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025