Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebutkan sekitar 85 persen pembangunan di wilayah tersebut masih mengandalkan pada investasi, sedangkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya 15 persen.

"Kalau perlu (investasi, red.) pabrik biting (lidi) pun di Jateng dilayani, karena 85 persen pembangunan daerah dari investasi," katanya, saat membuka Rapat bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng dalam rangka Capacity Building & Business Matching, di Semarang, Senin.

Untuk memaksimalkan akselerasi investasi, ia menekankan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait terus meningkatkan layanan bagi masuknya investor.

Ia mengajak para pemangku kepentingan di wilayah, seluruh kepala daerah di Jateng, OPD, dan elemen terkait untuk menyamakan persepsi.

"Ini kita 'brainstorming' supaya investasi di wilayah kita berkembang," kata mantan Kapolda Jateng tersebut.

Menurut dia, setiap kepala daerah punya peran untuk saling bekerja sama dalam mengawal masuknya investasi, misalnya kerja sama antarwilayah di sejumlah eks karesidenan di Jateng.

Bisa juga, kata dia, melalui pengembangan dengan sistem wilayah, sebagai contoh antara Blora dan Rembang, dan sebagainya.

Luthfi juga meminta agar dilakukan percepatan perizinan dan pemangkasan birokrasi sehingga urusan penanaman investasi di Jateng bisa lancar.

Untuk ketersediaan tenaga kerja di Jateng, kata dia, tidak kurang. Pada 2024, serapan tenaga kerja di Jateng mencapai 400 ribu orang.

Angka itu muncul dari realisasi investasi di Jateng pada tahun 2024 yang mencapai Rp88,4 triliun, dengan 65.815 proyek.

Ke depan, pihaknya akan menggenjot pelatihan melalui balai latihan kerja (BLK) dan lembaga pelatihan-pelatihan lain agar keterampilan dan kemampuan calon tenaga kerja lebih adaptif pada bidang-bidang kebutuhan industri yang lebih terkini.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.