Mataram (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) memastikan bahwa tidak ada perubahan atau kenaikan tarif listrik pasca-Lebaran Idul Fitri 2025.

General Manager PLN UIW NTB Sudjarwo di Mataram, Selasa, menegaskan bahwa PLN tetap menjalankan kebijakan tarif yang berlaku sesuai ketentuan dari pemerintah, dan tidak ada penyesuaian harga.

"PLN ingin menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik," kata Sudjarwo.

Menurut dia bahwa kenaikan tagihan yang dirasakan sebagian pelanggan saat ini murni disebabkan oleh peningkatan pemakaian listrik, terutama selama periode Ramadan dan libur panjang lebaran.

"Adapun tagihan yang mungkin dirasa meningkat disebabkan oleh meningkatnya konsumsi listrik dari pelanggan, terutama saat malam hari selama bulan puasa dan saat liburan lebaran ketika aktivitas di rumah meningkat," ujarnya.

Sudjarwo menyampaikan bahwa terdapat tren peningkatan konsumsi listrik pada beberapa sektor, khususnya rumah tangga dan tempat ibadah, selama Ramadan hingga pasca-Lebaran 2025.

Masyarakat yang bangun sejak dini hari untuk makan sahur dan beribadah membuat pemakaian listrik lebih panjang, terutama untuk penerangan dan peralatan elektronik rumah tangga.

"Di sejumlah wilayah seperti Kota Mataram, Lombok Timur, dan Sumbawa Besar, kami mencatat lonjakan konsumsi yang cukup tinggi. Hal ini lumrah karena aktivitas masyarakat selama Ramadan lebih padat di malam hari, termasuk penggunaan alat pendingin udara, televisi, hingga perangkat dapur," ucap dia.

Kondisi ini diperkuat dengan adanya libur sekolah dan cuti bersama nasional yang menyebabkan banyak keluarga menghabiskan waktu di rumah, sehingga intensitas penggunaan listrik pun meningkat.

Sebagai langkah transparansi dan bentuk layanan digital kepada pelanggan, PLN mengajak masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi PLN Mobile guna memantau pemakaian listrik secara mandiri dan real time.

"Lewat menu 'Token dan Pembayaran' di aplikasi PLN Mobile, pelanggan pascabayar dapat melihat riwayat penggunaan untuk mengetahui berapa kWh yang digunakan setiap bulan. Sedangkan pelanggan prabayar dapat mengakses riwayat pembelian token untuk mengetahui berapa token yang digunakan," kata Sudjarwo.

Pemahaman pola konsumsi ini diharapkan dapat membantu masyarakat lebih bijak dalam menggunakan listrik, sekaligus menghindari kejutan saat menerima tagihan bulanan.

Lebih lanjut, Sudjarwo mengatakan bahwa PLN terus berinovasi dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, salah satunya melalui fitur Swacam pada aplikasi PLN Mobile.

Adanya fitur itu akan memungkinkan masyarakat mencatat pemakaian listrik secara mandiri dan memperkirakan besaran tagihan sebelum periode pembayaran tiba.

"Dengan Swacam, akan memberikan kenyamanan dan kontrol penuh bagi pelanggan dalam memantau pemakaian listrik, sehingga pelanggan dapat mengatur kebutuhan energi sehari-hari," ujarnya.

Sudjarwo juga mengingatkan bahwa aplikasi PLN Mobile tidak hanya untuk memantau penggunaan, tetapi juga untuk berbagai kebutuhan lain seperti pembayaran tagihan, pembelian token, pengajuan pasang baru, hingga pengaduan layanan.

"PLN berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang mudah, cepat, dan transparan. Aplikasi PLN Mobile dapat diunduh secara gratis di Google Play Store dan App Store," ucap dia.

PLN UIW NTB juga terus melakukan upaya peningkatan layanan melalui optimalisasi sistem kelistrikan dan edukasi kepada pelanggan, terutama pascastimulus tarif diskon 50 persen yang diberlakukan pada Januari dan Februari 2025 lalu.

"Kami ingin memastikan seluruh pelanggan merasa aman, nyaman, dan mendapatkan layanan yang andal. Kenaikan tagihan tidak berarti tarif naik, tetapi adalah cerminan dari pola pemakaian yang dapat kita kendalikan bersama," kata Sudjarwo.

Adanya upaya itu, PLN mengajak seluruh masyarakat NTB untuk terus bersama-sama menjaga keberlanjutan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan.

Baca juga: Anggota DPR Nilai PLN Perlu Jelaskan Mekanisme Subsidi Listrik

Baca juga: PLN: Tarif listrik kembali normal mulai Maret 2025

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025