Jakarta (ANTARA) - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berkomitmen mempercepat realisasi proyek strategis nasional di sektor hilirisasi mineral, seperti akselerasi pembangunan smelter, serta akuisisi saham industri pengolahan mineral.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Arianto S Rudjito di Jakarta, Selasa, menyatakan salah satu fokus utama adalah pengembangan smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, melalui kolaborasi dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Proyek ini ditargetkan beroperasi penuh pada tahun ini, dengan kapasitas produksi alumina sebesar 1 juta ton per tahun.

Di sisi lain, Antam juga memperkuat lini bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia melalui proyek precious metal manufacturing plant di Gresik, Jawa Timur. Nantinya, pabrik ini akan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan, serta menjangkau pasar yang lebih luas khususnya di Indonesia Timur.

"Pengembangan proyek ini juga menjadi bagian dari kontribusi Antam terhadap kebijakan nilai tambah nasional, serta mendukung peningkatan devisa melalui hilirisasi produk logam mulia," kata Arianto.

Selanjutnya,untuk komoditas nikel, Antam sedang mengembangkan proyek untuk mendukung amanat dari Pemerintah Indonesia dalam rangka mengembangkan ekosistem kendaraan baterai listrik.

"Kami tidak hanya berorientasi pada volume produksi, tetapi juga pada penciptaan nilai tambah dari mineral yang kami kelola. Hilirisasi adalah kunci menuju masa depan industri tambang Indonesia yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing," ujar Arianto.

Selain itu, pada tahun lalu pihaknya telah mengakuisisi 30 persen saham PT Jiu Long Metal Industry (JLMI) melalui anak usahanya, PT Gag Nikel yang berlokasi di Weda, Maluku Utara.

"Dengan eksekusi proyek-proyek strategis ini, menegaskan komitmennya untuk menjadi pemain kunci dalam transformasi industri pertambangan nasional, tidak hanya sebagai penyedia bahan mentah, tetapi sebagai katalisator pertumbuhan industri berbasis hilirisasi dan berkesinambungan," kata Arianto.

Adapun sepanjang 2024, volume produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt) dan penjualan 8,34 juta wmt. Untuk produksi feronikel tercatat mencapai 20,10 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan volume penjualan sebesar 19,45 ribu TNi yang diperuntukkan untuk memenuhi permintaan yang masih tinggi di pasar China, India, dan Korea Selatan.

Di segmen emas, Antam mencatat volume penjualan tertinggi sepanjang sejarah mencapai 43,78 ton, naik signifikan sebesar 68 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 26,13 ton yang semakin mengokohkan posisi sebagai market leader di pasar domestik.

Sementara itu, penjualan bauksit pada 2024 tercatat sebesar 736 ribu wmt, yang diperuntukkan untuk pasokan bahan baku smelter dalam negeri.

Baca juga: Antam catat laba Rp3,85 triliun, capai pendapatan tertinggi pada 2024

Baca juga: Gag Nikel berencana tambah kapasitas produksi jadi 4 juta wmt

Baca juga: MIND ID lakukan pengiriman emas perdana Freeport-ANTAM

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025