Pekanbaru, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengevaluasi pengelolaan Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) imbas dari 67 unit kendaraan tersebut mangkrak dan tak digunakan sama sekali di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS).
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho saat mengunjungi satu persatu bus TMP terus bergumam keluhan dan prihatin dengan kondisi tersebut, sementara kondisi itu juga terus menyedot anggaran untuk perawatan.
"Saya kecewa karena dari 90 unit bus TMP itu, ternyata yang jalan beroperasi hanya 23 unit," kata Agung Nugroho di Pekanbaru, Selasa.
Agung mengatakan Pemkot Pekanbaru sudah mengeluarkan biaya perawatan sebesar Rp33 miliar per tahun untuk operasional bus TMP akan tetapi pelayanan yang diberikan ke masyarakat masih minim. Kondisi ini dinilainya sebagai sia-sia karena dari 90 unit bus lebih banyak mangkrak daripada yang beroperasi.
Untuk itu, dalam waktu dekat, Agung akan mengevaluasi manajemen pengelolaan bus tersebut., mulai dari kegunaan, pelayanan dan perawatannya.
"Saya akan evaluasi bus itu seperti apa, kegunaannya seperti apa, apakah saya harus ganti Kabid (pengelola) atau seperti apa kita akan lihat," tegasnya
Lebih jauh, Agung mengatakan, puluhan bus yang mangkrak tersebut sudah seharusnya diperbaiki, dan jika tak bisa diperbaiki maka harus dijual. "Kita akan lihat nilainya dulu, kita akan bedah satu persatu," katanya.
Untuk diketahui sejak bus TMP ada di Pekanbaru pemerintah selalu memberikan subsidi. Pada tahun 2024, Pemkot Pekanbaru memberikan subsidi sebesar Rp30 miliar hingga Rp 35 miliar untuk biaya operasional bus TMP.
Subsidi puluhan miliar ini sudah termasuk gaji supir, karyawan, BBM, perbaikan kendaraan dan sebagainya.
Pewarta: Bayu Agustari Adha/Vera Luciana
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025