MBG didesain memanfaatkan bahan lokal, sehingga bisa mengoptimalkan bahan pangan yang tersedia di sekitarnya.

Jakarta (ANTARA) - Koordinator Bidang Pangan Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Ifan Martino mengatakan optimalisasi bahan pangan lokal bisa mentransformasikan sistem pangan Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Menurut Ifan, upaya tersebut dapat tercapai melalui kolaborasi erat antara para pemangku kepentingan terkait, termasuk Bappenas sebagai salah satu penggeraknya.

“Upaya kolaborasi Bappenas bersama stakeholder dan kelompok masyarakat ini terus kita dorong supaya terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan, sehingga ke depannya sistem pangan kita bisa lebih sehat, inklusif, dan lebih resilient sebagai fondasi ketangguhan sistem pangan kita,” kata Ifan dalam acara diskusi yang digelar secara hibrida, di Jakarta, Rabu.

Salah satu bentuk kerja sama lintas kementerian/lembaga yang coba didorong adalah program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG). Ifan menilai, bahan pangan lokal yang beragam dan tersedia di berbagai wilayah membuka pasar konsumsi yang lebih luas.

“MBG didesain memanfaatkan bahan lokal, sehingga bisa mengoptimalkan bahan pangan yang tersedia di sekitarnya. Namun, kita perlu memastikan pasokannya berkelanjutan, bernutrisi, dan beragam,” kata Ifan.

“MBG bisa sebagai market creation yang bisa kita manfaatkan untuk mendorong keanekaragaman pangan lokal. Tapi, ini bukan satu-satunya, masih bisa kita sasar market lainnya,” ujar dia menambahkan.

Sependapat, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kementerian Kebudayaan (Kembud) Syamsul Hadi mengatakan pihaknya ikut berperan untuk mengoptimalkan keberagaman bahan lokal demi ketahanan pangan di berbagai wilayah serta mempertahankan kearifan lokal.

Syamsul menilai, bahan pangan lokal erat hubungannya dengan budaya dan kebiasaan masyarakat, sehingga setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing.

“Dengan itu, Indonesia bisa lebih percaya diri dan yakin bahwa ketersediaan pangan kita banyak. Lalu, dengan membangun gerakan bersama, sehingga bisa terwujud ketahanan pangan yang baik di masa depan,” kata Syamsul.

“Selain itu, kearifan lokal yang ada (melalui diversitas pangan) menjadi identitas bangsa Indonesia,” katanya lagi.

Baca juga: Anggota DPR: Kebijakan tarif Trump jadi momentum perkuat pangan lokal

Baca juga: Bapanas sebut MBG buka peluang pemanfaatan bahan pangan lokal

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025