Jakarta (ANTARA) - Indonesia sedang membidik Rusia sebagai pasar potensial baru untuk perdagangan dan investasi di tengah pemberlakuan hal yang disebut sebagai tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Anindya Bakrie pada Rabu (16/4) mengatakan kepada media setempat bahwa pasar Rusia memiliki potensi untuk meningkatkan perdagangan.

Kerja sama perdagangan akan membuka berbagai peluang investasi dari Rusia, sehingga Indonesia dapat memiliki pasar alternatif untuk perdagangan dan investasi, katanya.

"Indonesia tentunya terus mencari pasar untuk berdagang dan juga mencari cara untuk saling berinvestasi," ujar Anindya.

Saat ini, Indonesia sedang membuka berbagai peluang investasi bagi Rusia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di seluruh negeri.

Menurut Anindya, sejauh ini Indonesia telah membeli minyak sawit, berbagai jenis mesin, karet, alas kaki, kopi, dan teh dari Rusia.

Sementara itu, Rusia membeli pupuk dan berbagai komoditas kelautan dari Indonesia.

Pada Selasa (15/4), Indonesia dan Rusia menandatangani nota kesepahaman (MoU) di sektor perdagangan, ekonomi, dan investasi.

Penandatanganan itu merupakan bagian dari komitmen pemerintah Indonesia untuk memperluas pasar perdagangan sembari memperkuat kemitraan strategis dengan negara-negara mitra, termasuk Rusia.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.