Surabaya (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Petrokimia Gresik dapat segera beroperasi kembali pada Januari 2007, dengan melakukan berbagai upaya maksimum agar pasokan gas bisa masuk kembali ke pabrik pupuk tersebut. "Tadi telah disetujui bersama, pokoknya kita minta Petrokimia berproduksi Januari 2007," katanya di Gedung VIP Bandara Djuanda Surabaya, Sabtu, setelah memimpin rapat soal perkembangan kasus lumpur Sidoarjo dan pembangunan Jembatan Suramadu. Menurut Wapres, upaya-upaya maksimum mempercepat pembangunan kembali pipa-pipa gas yang menghubungkan ke Petrokimia dengan cara melakukan by pass untuk menghindari genangan lumpur di Sidoarjo. "Kita minta setengah bulan dari sekarang harus selesai," katanya. Seperti diketahui, akibat meledaknya pipa gas Pertamina di sekitar semburan lumpur panas Sidoarjo, pasokan gas ke Petrokimia menjadi terganggu. Apabila Petrokimia Gresik tidak berproduksi selama 10 bulan saja, kata Wapres, maka bisa menyebabkan sekitar satu juta ton pupuk dan amonia tidak berproduksi. "Dan itu berbahaya untuk ekonomi rakyat di Jawa Timur, bisa memacetkan aktivitas petani dan juga industri yang lain. PLN juga bisa masalah," katanya. Dikatakannya, memang dengan upaya yang dilakukan akan ada kemungkinan risiko, tetapi itu lebih baik daripada produksi pupuk dan amonia tidak berjalan. Ketika ditanya mengenai persediaan pupuk setempat, Wapres mengatakan, persediaan masih cukup dan jika kurang pasokannya akan dibantu dari Pupuk Kaltim dan Pusri. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri PU Djoko Kirmanto, Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, mantan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno, Kepala BP Migas Kardaya Warnika, Dirut Pertamnia Ari Soemarno, dan Dirut Perusahaan Gas Negara (PGN) Sutikno. Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla dan rombongan sempat melakukan peninjauan dari udara dengan menggunakan helikopter, terhadap lokasi bencana semburan lumpur Sidoardjo dan proyek pembangunan jembatan Suramadu dari sisi Surabaya dan sisi Bangkalan, Madura.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006