Melalui film kita bisa memamerkan berbagai produk industri kreatif misalnya kuliner, mode, musik, dan `craft`,"
Jakarta (ANTARA News) - Film dipilih sebagai subsektor unggulan atau program lokomotif yang bisa mempromosikan beragam produk ekonomi kreatif Indonesia.

"Melalui film kita bisa memamerkan berbagai produk industri kreatif misalnya kuliner, mode, musik, dan craft," ujar Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf di Jakarta, Rabu.

Ia mengaku sudah berbincang dengan pelaku industri perfilman seperti produser sekaligus sutradara Mira Lesmana tentang bagaimana mengembangkan film Indonesia agar lebih laku atau menjadi primadona di negeri sendiri.

Selama ini, menurutnya, tidak ada tolak ukur yang jelas tentang film seperti apa yang sukses di pasaran. Selain itu, selera masyarakat terhadap film Indonesia juga sulit diprediksi.

"Banyak film Indonesia yang dibuat dengan riset, persiapan matang, dan modal besar namun tidak laku. Sebaliknya ada juga film yang modalnya tidak besar dan proses produksinya biasa saja tapi meledak di pasaran," tuturnya.

Terkait dengan pengembangan layar film dan bioskop di Indonesia, ia mengatakan sudah ada calon investor dari Korea yang siap berinvestasi di proyek tersebut tapi ia ingin mengkaji lebih dalam apakah investasi tersebut cukup efektif untuk menarik perhatian penonton film nasional.

Sementara itu, Ketua Komite Tetap Film, Video, dan Fotografi Kadin Indonesia Rudy Sanyoto mengatakan bahwa komitmen Badan Ekonomi Kreatif untuk menjadikan film sebagai program lokomotif perlu diimbangi dengan peningkatan fasilitas layar film dan bioskop.

"Dengan penambahan layar dan bioskop terutama di daerah, berarti memperbesar peluang film nasional untuk dapat ditonton seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

Ia menilai jumlah layar di Indonesia yang kurang dari 1.000 layar di sekitar 60 bioskop di Indonesia masih kalah jauh bila dibandingkan dengan negara lain seperti Tiongkok yang memiliki 13.000 layar atau AS yang mempunyai hampir 15.000 layar.

"Kalau mengacu pada dua negara tersebut dan melihat dari luas wilayah Indonesia, idealnya kita harus punya sekitar 5.000-6.000 layar," ujarnya.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015