Warga bisa berperan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) mandiri dengan rutin menguras, menyikat, dan menutup rapat (3M) tempat penampungan air di rumah masing-masing
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) meminta warga untuk membersihkan rumah dan lingkungan usai menemukan 524 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah hingga April 2025.
"Kami mengimbau warga untuk mencegah DBD, terus melakukan upaya pencegahan dengan menjaga kebersihan rumah, lingkungan, dan kelembaban agar tidak ada jentik nyamuk," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Warga bisa berperan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) mandiri dengan rutin menguras, menyikat, dan menutup rapat (3M) tempat penampungan air di rumah masing-masing.
Baca juga: Wolbachia bakal ditebar di kantor Wali Kota Jakbar pada Mei mendatang
"Semua bisa dilakukan untuk memperkuat gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan mencegah penyebaran kasus DBD di lingkungan masing-masing," ujar Herwin.
Herwin menyebut, selama periode Januari hingga 16 April 2025 di Jakarta Timur tercatat 524 kasus DBD yang tersebar di 10 wilayah kecamatan.
"Ada 524 penderita dengan jumlah kematian satu orang. Angka kesakitan (incident rate) sebesar 15,83 perseratus ribu penduduk dan angka kematian (case fatality rate) sebesar 0,19 persen," ucap Herwin.
Dari 524 kasus ini, kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Kramat Jati 74 kasus, Cakung 70 kasus, Ciracas 62 kasus, Jatinegara 61 kasus, Pulogadung 60 kasus, Pasar Rebo 49 kasus, Matraman 47 kasus, Cipayung 39 kasus, Duren Sawit 33 kasus, dan Makasar 21 kasus.
Baca juga: Tren DBD di Jakbar terus meningkat sejak awal 2025
"Berdasarkan jumlah kasus, kasus DBD terbanyak adalah Kecamatan Kramat Jati, sedangkan berdasarkan angka Incident Rate (IR) tertinggi adalah kecamatan Matraman," kata Herwin.
Lebih lanjut, Herwin mengungkapkan, secara keseluruhan kasus DBD di Jakarta Timur tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2024. Peningkatan kasus hanya terjadi pada Januari yaitu dari 76 kasus pada 2024 dan meningkat menjadi 133 kasus tahun ini.
Selanjutnya, mulai Februari mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2024. Kasus DBD tahun 2024 pada Februari sebanyak 190 kasus, sedangkan tahun ini turun menjadi 113 kasus.
Lalu, Maret 2024 ada 504 kasus sedangkan tahun ini 193 kasus. Sedangkan April 2024 ada 850 kasus, dan data terbaru April 2025 ada 85 kasus.
Baca juga: Sudinkes Jaksel catat 428 kasus DBD hingga April 2025
Sebelumnya, Herwin meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai nyamuk aedes aegypti yang menggigit manusia pada jam aktif.
"Yang perlu diwaspadai adalah nyamuk aedes aegypti ini menggigit manusia pada jam aktif yaitu pukul 08.00 hingga 10.00 WIB dan pukul 15.00 sampai 17.00," ujar Herwin.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025