Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pentingnya pembangunan tanggul laut raksasa untuk menghadapi ancaman rob dan penurunan muka tanah di pesisir utara Jakarta.

"Penurunan tanah bisa mencapai 10 cm per tahun. Ini bahaya eksistensial, bukan hanya bagi pesisir, tapi untuk Jakarta secara keseluruhan," kata AHY dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD DKI Jakarta 2025-2029 di Balai Kota Jakarta, Rabu.

Di sisi lain, proyek tanggul raksasa ini juga menjadi fokus dari Presiden Prabowo Subianto. AHY mengatakan pemerintah pusat ikut mencarikan solusi untuk menangani masalah banjir akibat kenaikan air laut (rob) yang tak berkesudahan.

"Ini yang menjadi atensi besar dari Pak Presiden Prabowo Subianto, Pak Menteri Bappenas juga tahu persis betapa beliau juga ingin sekali kita cari solusi karena ini bukan hanya masalah menangani banjir rob setiap tahun atau mengatasi penurunan permukaan tanah," kata AHY.

Ia pun menyoroti bahwa banjir rob itu dapat membahayakan eksistensial, bukan hanya masyarakat pesisir utara tapi juga untuk Kota Jakarta.

Karena itu, AHY mendorong penggunaan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk proyek tanggul laut yang berkelanjutan sekaligus menguntungkan.

"Jadi itu membutuhkan anggaran yang besar, membutuhkan terobosan-terobosan, skema KPBU harus di kedepankan karena ini juga dicari bukan hanya untuk lingkungan tapi 'sustainabe' dan 'profitable' agar Jakarta semakin maju," kata AHY.

Baca juga: Kementerian PU: Tiga lokasi diusulkan untuk tahap awal Giant Sea Wall

Baca juga: Bakal ada "Giant Mangrove Wall" untuk lindungi Jakarta

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025