Kairo (ANTARA News) - Sebanyak 22 orang tewas di luar sebuah stadion sepak bola di Kairo, Mesir, pada Minggu (8/2) ketika petugas keamanan melarang ribuan penggemar menyerbu masuk stadion menurut kantor kejaksaan.

Para saksi dan petugas medis menyatakan kebanyakan korban meninggal dunia karena terhimpit ketika kerumuman orang berdesakan setelah polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan penggemar yang memaksa masuk ke stadion untuk menyaksikan pertandingan antara dua klub bola Kairo, Zamalek dan Enppi.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan, "sejumlah besar penggemar klub Zamalek datang ke Air Defense Stadium untuk melihat pertandingan ... dan mencoba menyerbu masuk gerbang stadion secara paksa, yang memicu pasukan mencegah mereka melanjutkan serbuan."

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan lewat telepon mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa jumlah korban meninggal dunia ada 19 orang dan 12 orang terluka.

Penyebab perbedaan data korban Kementerian Kesehatan dan kantor kejaksaan belum bisa segera diketahui.

Di luar rumah sakit Kairo yang menangani korban terluka, anak-anak muda berkaus Zamalek terlihat terkejut ketika keluarga-keluarga tiba untuk mengetahui apakah saudara mereka selamat.

Seorang ibu menangis dan berteriak ketika mendapati nama anak laki-lakinya dalam daftar korban tewas yang ditempel oleh petugas rumah sakit.

"Saya bilang padanya: tinggalkan pertandingan sepak bola," katanya.

Penuntut publik memerintahkah penangkapan pemimpin kelompok pendukung Zamalek, Ultras White Knights, setelah kejadian Minggu menurut laporan media resmi.

Di halaman Facebook mereka, Ultras White Knights menggambarkan ke-22 penggemar yang meninggal dunia dalam kejadian itu sebagai "martir" dan menuduh aparat keamanan melakukan "pembantaian".

Di samping kerusuhan itu, pertandingan tetap berlanjut dan berakhir dengan skor 1-1.

Federasi Sepak Bola Mesir menyatakan membalikkan keputusan semula untuk mengizinkan penggemar ke stadion pada awal paruh kedua musim pertandingan. Keputusan aslinya telah diambil hanya beberapa pekan lalu.

Segera setelah itu, Kabinet menyatakan bahwa kejuaraan liga nasional akan ditunda sampai waktu yang tak belum ditentukan.

Pertandingan sepak bola kerap menjadi titik awal kerusuhan di Mesir, tempat 72 penggemar tewas dalam pertandingan di Port Said pada Februari 2012.

Sejak itu Mesir membatasi jumlah orang yang diizinkan menyaksikan pertandingan di stadion, dan para penggemar sering berusaha menyerbu masuk ke stadion yang tak boleh mereka masuki, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015