Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyatakan hujan lebat dengan intensitas dan durasi tinggi yang kembali menimbulkan genangan atau banjir di DKI Jakarta kali ini akibat Seruak Dingin dari Siberia yang bergerak ke bagian barat Jawa.

"Terjadi peristiwa meteorologis yang disebut dengan Cold Surge (Seruak Dingin) yaitu berupa masuknya massa udara dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat," kata pakar Meteorologi Tropis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa Seruak Dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian barat bertemu dengan angin yang bertiup dari timur lalu terjadi konvergensi sehingga terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif.

Kondisi tersebut, ia mengatakan menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas dan atau durasi yang tinggi. "Curah hujan selama 24 jam terjadi hampir terus-menerus dengan jumlah tercatat di beberapa lokasi sekitar 100 mm tentu bukanlah curah hujan yang sedikit".

Faktor lain yang menyebabkan banjir kali ini, ia mengatakan tentu karena keterbatasan daya dukung permukaan baik kondisi alam berupa sungai-sungai maupun kesiapan pompa-pompa airnya.

Terkait dengan fenomena ini, menurut dia, pihaknya telah melakukan pemodelan cuaca. dan diprediksi hujan berlangsung sampai besok pagi (Selasa, 10/2).

Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya telah menyebabkan banjir di banyak tempat.

Berdasarkan data sementara hingga pukul 16.00 WIB, ada 93 titik genangan di Jakarta. Banjir tersebar di 35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, delapan titik di Jakarta Timur, dan lima titik di Jakarta Selatan.

Tinggi banjir bervariasi antara 10-80 centimeter (cm), dan berdampak pada kemacetan parah di banyak tempat.

Banyaknya banjir di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara ini sesuai dengan konsentrasi sebaran hujan yang berada di Jakarta bagian utara. Hujan sangat lebat terjadi di Kemayoran (177 mm per hari).

Jika dibandingkan dengan hujan pada banjir Jakarta 2013 dan 2014 lalu, curah hujan hari ini lebih rendah. Buruknya drainase perkotaan dan kurangnya kawasan resapan air menyebab pasokan air permukaan melimpah sehingga drainase tidak mampu mengaturkan limpasan permukaan.

Sementara itu, Sutopo mengatakan tinggi muka air sebagian besar sistem sungai di Jakarta telah naik Siaga III pada pukul 14.00 WIB, yaitu Bendung Katulampa 80 cm (Siaga III), pintu air Depok (210 cm (Siaga III), Manggarai 820 cm (Siaga III), Krukut Hulu 165 cm (Siaga III), Pesanggarahan 190 cm (Siaga III), Angke Hulu 190 cm (Siaga III), Pulo Gadung 675 cm (Siaga III), sedangkan pintu air Karet 650 cm (Siaga I).

Kondisi ini, menurut dia, menyebabkan daerah-daerah bantaran sungai akan terendam banjir. Masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung yang akan terkena banjir adalah yang berada di Kampung Pulo, Gang Arus, dan Pengadegan.

Sedangkan di Kali Krukut wilayah yang terkena banjir adalah Pondok Raya, Pasar Mampang, Pulau Raya, Jati Padang, Cipete Selatan, Pondok Labu, Benhil, dan RS Mintoharjo. Dan di bantaran Kali Pesanggarahan adalah Cirendeu Indah, Sepolwan, Deplu, IKPN, Ulujami, Perdatam, Tanah Kusir, Cipulir, Cidodol, Kedoya, Perum Kelapa Dua, Pos Pengumben.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015