Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa terdapat investor baru dari Inggris, yaitu Enquest, yang akan menandatangani kontrak bagi hasil (Production Cost Sharing/PSC) pada IPA 2025.

“Wajah-wajah baru, seperti Enquest, perusahaan dari Inggris, saat ini sudah memenangkan 2 WK baru. Insyaallah Mei nanti akan tandatangani PSC,” ujar Kepala Divisi Prospektivitas Migas & Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar di Jakarta, Kamis.

Selain Enquest, Asnidar juga menyampaikan Posco, perusahaan asal Korea Selatan yang bergerak dalam berbagai sektor bisnis, termasuk migas (minyak dan gas), juga akan menambah wilayah kerja (WK) migas pada tahun ini, setelah tahun lalu menandatangani kontrak.

Pendatang baru lainnya adalah SK Earthon yang akan bermitra dengan perusahaan lain untuk menggarap WK di Indonesia.

“Insyaallah akan tanda tangan WK juga di Mei 2025 ini,” ucap Asnidar.

Ia menyampaikan kira-kira terdapat 5 WK yang akan ditandatangani dalam Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition (Convex) 2025.

Berbagai investor baru yang akan menandatangani WK tersebut termasuk ke dalam 40 investor baru yang tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Asnidar berusaha untuk memanfaatkan momentum tersebut dalam menggenjot industri hulu migas Indonesia, sehingga Indonesia dapat masuk ke peta migas global. Terlebih, Indonesia memiliki 128 cekungan yang berpotensi mengandung minyak dan gas bumi (migas).

Saat ini, lanjut dia, hanya 20 cekungan yang sudah berproduksi dan 27 cekungan berada di tahap discovery atau penemuan.

Baca juga: SKK Migas sebut ada 40 investor baru yang tertarik ke Indonesia

“Kalau kita jumlah secara angka, 20 dan 27, berarti 47 cekungan dari 128 cekungan. Hanya 37 persen. Dalam satu dekade, angka tersebut tidak berubah. Belum berubah,” ucapnya.

Asnidar melihat para investor baru tersebut dapat menggenjot aktivitas di hulu migas dengan memanfaatkan lebih dari 50 persen cekungan yang belum dieksplorasi.

Selain berupaya untuk menarik investor baru di industri hulu migas Indonesia, Asnidar juga menyampaikan bahwa Indonesia berupaya untuk mempertahankan investor yang saat ini sudah beraktivitas di hulu migas Indonesia.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi XII dorong revisi UU Migas untuk kepastian hukum

Terdapat lima besar investor yang menuai perhatian dari SKK Migas, seperti Petronas, Pertamina, BP, Exxon, dan Eni.

“Indonesia yang selama ini disampaikan sunset (migas) dan lain-lain, dengan adanya momentum ini, kami ingin masuk lagi ke peta migas global. Inilah momentum yang ingin kami kejar,” ucap Asnidar.

Baca juga: Kementerian ESDM tingkatkan kebijakan demi tarik minat investor migas

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025