Muara Teweh (ANTARA News) - Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, terus meluas akibat meluapnya Sungai Barito dalam tiga hari terakhir sehingga sejumlah sekolah terpaksa diliburkan.

"Di desa kami satu sekolah telah terendam banjir sekitar 1,5 meter sehingga pihak sekolah meliburkan muridnya," kata Hariadi warga Desa Pendreh Kecamatan Teweh Tengah, Rabu.

Menurut Hariadi, sekolah yang diliburkan itu SDN 2 Pendreh yang terletak di RT 02 Desa Pendreh, akibatnya para guru meliburkan puluhan murid karena gedung sekolah terendam banjir dan tidak dapat dilakukan kegiatan belajar.

"Selain sekolah, sarana kesehatan seperti puskemas pembantu (pustu) juga terpakda dipindah ke rumah warga, karena gedungnya terendam banjir," kata dia.

Sementara sekolah lain yang meliburkan muridnya yakni SDN-3 Jambu, Karendan, Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru ketinggian banjir yang melanda kawasan tersebut sekitar 1 meter lebih.

"Murid di sekolah itu diliburkan sudah dua hari ini karena sekolah terendam banjir," kata Irwansyah Kepala Sekolah SMPN 3 Jambu.

Menurut Irwansyah, saat ini sudah dua sekolah di Kelurahan Jambu yang meliburkan muridnya, saat ini debit air Sungai Barito terus naik dipastikan sejumlah sekolah lainnya juga diliburkan.

Saat ini saja jalan menuju sekolah pihaknya sudah terendam banjir dengan ketinggian setinggi pinggang orang dewasa dana jalan menuju sekolah itu terpaksa menggunakan perahu kayuh (jukung) bahkan banjir mulai masuk ruangan kelas.

"Saya sudah melaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Barut karena hari ini kami (SMPN 3 Jambu) meliburkan sekolah," katanya.

Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Barut terus meluas, bahkan sejumlah ruas jalan sudah tidak bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.

Kawasan yang terendam banjir di Muara Teweh di antaranya Jalan Merak, Jalah Imam Bonjol, Jalan Dahlia, Jalan Sengaji, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Perwira dan Jalan Panglima Batur. Tinggi air di Jalan mencapai 1,5-2 meter.

"Rumah kami juga sudah terendam dengan ketinggian air sepinggang orang dewasa," kata Syarbani warga Muara Teweh.

Syarbani terpaksa membuat panggung dari kayu dalam rumah guna menyelamatkan harta bendanya dari banjir.
(K009/S019)

Pewarta: Kasriadi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015