Beijing (ANTARA) - China akan terus memperluas keterbukaan berstandar tinggi, melindungi hak serta kepentingan dari perusahaan-perusahaan yang didanai asing, kata Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Perwakilan Perdagangan Internasional China Ling Ji pada Rabu (23/4).
Dalam sebuah diskusi meja bundar di Beijing yang dihadiri oleh perwakilan dari 80 lebih perusahaan yang didanai asing dan kamar dagang asing di China, Ling mengatakan aksi unilateralisme oleh Amerika Serikat (AS) dengan memberlakukan tarif berlebihan menyebabkan ketidakpuasan yang kuat di komunitas internasional.
Langkah AS itu sangat mengganggu sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan serta tatanan ekonomi dan perdagangan internasional serta mengganggu stabilitas industri dan rantai pasokan global, kata Ling seraya menambahkan bahwa perusahaan dari berbagai negara termasuk China telah menjadi korban.
"Kami berharap perusahaan yang didanai asing akan menyuarakan opini yang rasional, tetap yakin, mengatasi kesulitan, mengubah krisis menjadi peluang serta bekerja sama untuk mengatasi unilateralisme dan proteksionisme," katanya.
China, kata Ling, akan mengatasi tantangan operasional perusahaan yang didanai asing secara lebih proaktif, berjuang untuk memastikan fungsi industri dan rantai pasokan yang stabil dan lancar serta mendorong resolusi untuk berbagai masalah dan kekhawatiran yang dikemukakan oleh perusahaan yang didanai asing.
Menghadapi lingkungan eksternal yang rumit, Pemerintah China selalu memprioritaskan penanganan isu-isu yang ditemukan oleh perusahaan yang didanai asing dan berkomitmen untuk meningkatkan keterbukaan, ungkap para peserta asing di pertemuan tersebut.
Menyatakan bahwa kebijakan investasi asing China bersifat kontinu, stabil, dan dapat diprediksi, perusahaan-perusahaan asing bersedia untuk terus berinvestasi di China, mempererat kerja sama yang saling menguntungkan, dan menghadapi tantangan bersama, dan hal tersebut menjadi konsensus para peserta asing.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025