Pokoknya dia itu King of Pop-nya kita"
Jakarta (ANTARA News) - Rinto Harahap, yang berpulang Senin (9/1) akibat infeksi paru, pergi ke peristirahatannya yang terakhir diantar oleh keluarga dan teman-temannya.

Penyanyi senior Bob Tutupoly mengenang sosok sang pencipta lagu itu sebagai orang yang rendah hati.

"Dia dulu sempat minta 'Bob sings to Rinto Harahap', tapi belum terlaksana," kata Bob, saat melihat temannya untuk terakhir kali.

Rinto lahir di Sibolga pada 10 April 1949 di Sibolga, Sumatera Utara. Tahun 70an bersama abangnya Erwin Harahap dan juga teman-temannya Charles Hutagalung dan Reynold Panggabean, ia membentuk grup The Mercys.

Mereka mendulang reputasi antara lain dengan lagu "Semua Bisa Bilang", "Bunga Mawar", dan "Usah Kau Harap".

Rinto terkenal sebagai pencipta lagu yang produktif yang dinyanyikan oleh penyanyi terkenal pada eranya seperti Eddy Silitonga, Christine Panjaitan, Nia Daniaty, Iis Sugiarto, dan Chrisye.

Usai dengan The Mercys, Rinto mendirikan perusahaan rekaman Lolypop bersama Erwin. Penyanyi yang pernah bergabung dengan Lolypop antara lain Eddy Silitonga dan Nia Daniaty.

Lagu-lagu Rinto seperti "Masih Ada Rindu", "Ayah", "Jangan Tinggalkan Ku Sendiri" dan "Katakan Sejujurnya" selalu meledak di pasaran.

Mendiang pengamat musik Denny Sakrie, dalam tulisannya "Mendandani Mahakarya Rinto Harahap" (2010) bahkan menyebut sosok Rinto "bak Raja Midas: setiap yang disentuhnya berubah menjadi emas".

Erwin Harahap mengatakan Rinto banyak terisnpirasi oleh grup The Beatles dan Bee Gees dketika berkarya

Besar pada era lagu-lagu Rinto Harahap, penyanyi Yuni Shara pun hampir hafal semua lagu-lagu ciptaan sang seniman.Saking terkenalnya, Yuni menyebut Rinto sebagai Raja Pop.

"Pokoknya dia itu King of Pop-nya kita," kata Yuni.

Ia pun pernah membawakan lagu Rinto yang berjudul "Katakan Sejujurnya".

Karya Rinto, bagi kakak penyanyi Krisdayanti ini, memiliki karakter yang kuat.

Aktris Jajang C Noer mengatakan hanya Rinto yang mampu membuat lagu yang cocok untuk semua orang, mudah meresap dan sederhana.

"Sesederhana apa pun, ada artinya," katanya.

Dinyanyikan siapa pun, lagu Rinto tetap bagus, kata Jajang.

Jarang Marah

Dalam kesehariannya, ayah dari Cindy Claudia Harahap, Mita Harahap, dan Astri Maria Harahap ini terkenal sebagai sosok yang pendiam dan jarang marah.

"Menegur pun dengan cara yang halus," kata Astri.

Bila sampai ditegur, artinya ia sudah keterlaluan, kata anak bungsu Rinto ini.

Uta, asisten rumah tangga yang telah bersama keluarga Harahap selama 30 tahun, pun tidak pernah dimarahi meski melakukan kesalahan saat bekerja.

"Bapak nggak banyak bicara, nggak pernah marah walaupun anaknya bandel," kata Uta.

Yulia, 42, asisten di rumah keluarga Harahap, berpendapat Rinto jarang mengeluh meski sedang sakit.

Setiap sapaan "Pagi. Bapak, apa kabar?" darinya selalu dijawab dengan "Saya baik" meski ia tahu Rinto sedang berjuang melawan sakit.

Cindy bercerita sang ayah terserang stroke pada tahun 2003. Tiga tahun belakangan, Rinto terkena kanker sumsum tulang belakang. 

Rinto sempat divonis tinggal berusia tiga sampai empat bulan lagi saat sedang berobat ke Singapura, namun bertahan hingga dua tahun.

Ia pun rutin menjalani kemoterapi atas saran dokter. Beberapa hari terakhir, kondisi Rinto memburuk saat dirawat di rumah sakit di Singapura.

Penyakit terparah yang akhirnya membuat Rinto menghembuskan napas terakhir adalah infeksi paru-paru. 

Meski sedih, Cindy melepas kepergian sang ayah dengan ikhlas.

"Tetapi paling tidak kami sudah berjuang yang terbaik. Yang penting papa sudah tidak sakit lagi, sudah senang," kata Cindy.

Astri pun mengatakan kini sang ayah sudah tidak lagi merasa sakit lagi.

"Selamat jalan, Pa... Semoga kita segera ketemu lagi."

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015