Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk bergerak cepat menstabilkan harga ayam hidup dan telur konsumsi yang sempat mengalami penurunan signifikan pasca Lebaran 2025 demi menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan.

“Stabilisasi harga adalah bentuk keberpihakan kami kepada peternak mandiri,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda pada Sarasehan Koperasi Peternak Unggas Sejahtera di Temanggung, Jawa Tengah, Jumat.

Dia menyebutkan sebelumnya dalam rapat nasional yang melibatkan pelaku industri perunggasan pada 11 April 2025, disepakati serangkaian langkah strategis. Di antaranya pengendalian produksi day old chick (DOC) Final Stock melalui pemotongan telur tetas (hatching egg) dan afkir dini secara mandiri untuk mengatur suplai.

Selain itu, mendorong penyerapan ayam dan telur dari peternak mandiri oleh perusahaan integrator dan produsen pakan unggas, dengan harga yang disepakati bersama.

Baca juga: Kementan perkuat serapan-stabilisasi harga telur tingkat peternak

"Pemerintah juga mengusulkan gerakan penyerapan oleh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah," ujar Agung.

Menurutnya, beberapa langkah tersebut krusial untuk menjaga keberlangsungan usaha peternak rakyat yang selama ini menjadi tulang punggung produksi unggas nasional.

"Kami ingin memastikan usaha peternakan rakyat tetap berlanjut secara sehat dan berkelanjutan," tuturnya.

Lebih lanjut, Agung mengatakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan telah menerbitkan surat edaran larangan peredaran hatching egg sebagai telur konsumsi. Kebijakan itu bertujuan membendung banjir pasokan telur non-konsumsi di pasar.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025