Bahkan saya bercita-cita, suatu saat umat Islam Indonesia itu punya kesadaran bahwa kalau berhaji berkali-kali itu adalah sesuatu yang memalukan
Jakarta (ANTARA News) - Menag Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa Kementerian Agama akan benar-benar memprioritaskan  jemaah yang belum pernah berhaji pada penyelenggaraan ibadah haji 1436H/2015M. Menurutnya, antrian haji saat ini sudah cukup panjang.

“Bahkan saya bercita-cita, suatu saat umat Islam Indonesia itu punya kesadaran bahwa kalau berhaji berkali-kali itu adalah sesuatu yang memalukan,” demikian ditegaskan Menag LHS dalam kesempatan wawancara pada awal pekan lalu.

Bukan seperti sekarang, lanjut Menag, orang-orang Indonesia justru bangga karena sudah berhaji berkali-kali, bahkan bisa 9- 15 kali. “Suatu saat saya ingin orang malu,” katanya.

Kenapa harus malu, menurut Menag, karena dengan haji berkali-kali, seseorang berarti telah mengambil hak orang lain. “Saya ingin betul ada kesadaran umat bahwa haji ya cukup sekali saja. Orang kewajibannya juga hanya sekali,” tuturnya.

Antrian jamaah haji Indonesia memang sudah semakin panjang. Data haji yang dirilis melalui website haji.kemenag.go.id sampai dengan hari ini, Kamis (12/2), menunjukan antrian terpendek di Kabupaten Kaur (Bengkulu),yaitu sampai dengan tahun 2019. Sedangkan antrian terpanjang di Kabupaten Wajo (Sulsel) sampai dengan tahun 2042. Panjangnya antrian ini bahkan sempat memunculkan wacana untuk moratorium pendaftaran haji.

“Ini sekarang yang akan kita terapkan. Di 2015 ini saya tekankan bahwa prioritas betul-betul untuk yang belum berhaji,” ujar Menag.

Disinggung tentang kemungkinan adanya resistensi, Menag mengaku siap untuk memberikan penjelasan.  “Kita harus menjelaskan. Karenanya kita harus membangun kesadaran umat,” tuturnya.

Menurutnya, masyarakat harus digugah kesadarannya bahwa kalau haji berkali-kali itu sesuatu yang memalukan. Karena berarti sudah mengambil hak orang lain yang lebih berkewajiban. Menag mengatakan, berhaji untuk yang kedua, ketiga dan seterusnya, itu hanya sunnah. Sementara ada orang lain, yang berkewajiban, yang belum pernah, ditutup peluangnya karena ada orang yang haji berkali-kali itu.

“Jadi harus tumbuh kesadaran itu. Oleh karenanya mereka yang ingin mengulang ya umrah saja, jangan haji,” tandasnya.

“Nah ini yang para tokoh-tokoh agama kita, muballigh-muballigh kita harus mensyiarkan, bukan justru malah membangga-banggakan saya sudah berkali-kali,” pungkasnya.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015