Chicago (ANTARA) - Kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) menimbulkan tantangan serius bagi industri kedelai Amerika, dengan hilangnya pasar dan ketidakpastian yang semakin meningkat mengancam kejatuhan ekonomi yang lebih luas. Demikian disampaikan seorang petani AS kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
China telah lama menjadi pasar ekspor utama bagi kedelai Amerika. "Lima puluh persen dari seluruh kedelai Amerika diekspor ke China," kata Corey Goodhue, seorang petani dari negara bagian Midwestern, Iowa.
"Semakin banyak pasar yang hilang, maka kami harus mencari rumah baru bagi lahan-lahan (kedelai) tersebut, dan itu bukan hal yang mudah. Saat ini, pilihan kami untuk menyalurkannya sangat terbatas" kata dia menambahkan.
Goodhue menyerukan para pembuat kebijakan untuk memberikan lebih banyak kepastian di pasar. "Usulan-usulan tarif yang berbeda setiap hari, setiap pekan... bagaimana kami bisa merencanakan bisnis kalau seperti itu?" ujarnya.
Iowa, salah satu pusat pertanian utama AS, sudah merasakan dampaknya. Goodhue mengungkapkan turunnya pendapatan pertanian memicu efek domino di seluruh komunitas lokal, termasuk berkurangnya investasi oleh koperasi, melambatnya aktivitas komersial, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) di bisnis-bisnis terkait.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025