Canberra (ANTARA) - Ekspor wine Australia mencatat rebound yang kuat dalam periode 12 bulan hingga Maret 2025, didorong oleh melonjaknya permintaan dari China setelah penghapusan tarif untuk wine botolan Australia.

Menurut laporan ekspor terbaru yang dirilis pada Selasa (29/4) oleh Wine Australia, regulator industri wine di negara tersebut, total nilai ekspor wine Australia naik 41 persen menjadi 2,64 miliar dolar Australia dengan volume yang meningkat 6 persen menjadi 647 juta liter.

Secara khusus, ekspor ke China Daratan melonjak menjadi 96 juta liter, atau senilai 1,03 miliar dolar Australia, menyumbang hampir 40 persen dari total nilai ekspor wine Australia, menurut laporan tersebut, yang juga menyebutkan bahwa peningkatan dramatis ini terjadi setelah penghapusan tarif pada akhir Maret 2024, yang menandai satu tahun penuh perdagangan tanpa hambatan.

Preferensi kuat para konsumen China terhadap wine premium Australia memainkan peran penting dalam pemulihan itu, kata laporan tersebut. Disebutkan pula bahwa rata-rata nilai ekspor ke China mencapai 10,65 dolar Australia per liter, yang tertinggi di antara negara-negara tujuan ekspor utama Australia.

Pengiriman wine dalam kemasan, terutama produk kelas atas dengan botol kaca, menyumbang 93 persen dari total nilai ekspor ke China, menurut Wine Australia.

Terlepas dari pemulihan mengesankan di pasar China, ekspor wine Australia ke seluruh dunia justru mengalami penurunan, menurut laporan itu.

Ekspor ke luar China turun 13 persen dalam hal nilai dan 9 persen dalam hal volume, mencerminkan tantangan global yang lebih luas seperti ketidakpastian ekonomi, tekanan biaya hidup, dan perkembangan preferensi konsumen terhadap konsumsi alkohol yang lebih rendah, papar laporan tersebut.

Wine Australia menekankan bahwa China kembali muncul sebagai pasar pertumbuhan yang penting untuk ekspor wine premium, membantu menstabilkan sektor itu dalam kondisi global yang semakin tidak menentu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025