Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh membutuhkan investasi guna membangun industri produk turunan crude palm oil (CPO) karena produksi minyak sawit mentah tersebut cukup banyak di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
"Produksi CPO atau minyak sawit mentah di Aceh cukup banyak. Namun, produk turunan CPO tersebut tidak ada yang diproduksi di Aceh," kata Asisten Bidang Pemerintahan, Keistimewaan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Aceh Azwardi di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Azwadi pada diskusi membahas potensi pembangunan minyak goreng yang digelar Flora Agung Grup, perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis dan multiusaha.
Berdasarkan data, kata dia, produksi CPO di Provinsi Aceh mencapai 808 ribu ton lebih per tahun.
Sedangkan luas perkebunan sawit di Bumi Serambi Mekah tersebut mencapai 1,17 juta hektare yang tersebar pada sejumlah kabupaten dan kota.
"Sedangkan wilayah yang menjadi sentra produksi terbanyak minyak sawit mentah antaranya Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam," katanya.
Kendati sebagai produsen CPO, Aceh belum memiliki industri produk turunan minyak sawit mentah tersebut.
Selama ini, CPO dari Aceh dibawa ke Sumatera Utara guna diolah menjadi minyak goreng dan produk turunan lainnya.
"Karena, industri produk turunan CPO tersebut harus ada di Aceh. Keberadaan industri tersebut dibutuhkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta mewujudkan harga beli tandan buah segar sawit yang lebih stabil," katanya.
Azwardi menyebutkan bahwa beberapa investor tertarik membangun industri produk turunan CPO di Aceh, di antaranya pabrik minyak goreng.
Pemerintah Aceh berharap pembangunan pabrik minyak goreng tersebut dapat terealisasi.
"Pemerintah Aceh memberikan kemudahan bagian siapa saja yang berinvestasi, termasuk investasi pembangunan industri produk turunan CPO. Investasi tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan perekonomian serta mengurangi pengangguran," kata Azwardi.
Sementara itu, CEO Flora Agung Grup Ivansyah mengatakan bahwa berencana membangun pabrik minyak goreng di Provinsi Aceh karena produksi CPO di provinsi tersebut cukup tinggi, mencapai satu juta ton per tahun
"Aceh termasuk produsen CPO terbesar di Pulau Sumatra. Namun, Aceh merupakan satu-satunya produsen yang tidak memiliki pabrik pengolahan produk turunan minyak sawit mentah," katanya.
Menurut dia bahwa kehadiran pabrik minyak goreng tersebut nantinya dapat menampung tenaga kerja serta meningkatkan harga sawit karena rantai distribusi semakin pendek.
"Kami berharap dukungan pemerintah daerah maupun perbankan pada pembangunan pabrik minyak goreng. Selain itu, kami juga berencana membangun produk turunan CPO lainnya. Namun, semua ini membutuhkan proses," kata Ivansyah.
Baca juga: Pj Gubernur: Ada Tiga Investor yang Berminat Bangun Pabrik Minyak Goreng di Aceh
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025