Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama akan memberlakukan pengamanan berlapis untuk mencegah segala bentuk kecurangan saat penyelenggaraan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN), seperti joki hingga penggunaan alat-alat canggih.

"Joki ini memang sekarang sudah banyak sekali kita temukan dan cara-cara yang sangat canggih, ya, mulai dari kacamata, bahkan ada yang melalui behel," ujar Koordinator Pokja Penjaminan Mutu UM PTKIN Zulfahmi Alwi di Jakarta, Jumat.

Kekhawatiran adanya kecurangan dan joki ini berdasarkan pada temuan saat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.

Panitia seleksi melaporkan ada sekitar 50 orang pelaku kecurangan dan 10 joki dalam enam hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025.

Baca juga: Kemenag: Degera daftar ujian masuk PTKIN, dibuka hingga 28 Mei

Modus kecurangan yang terjadi beragam, mulai dari pemasangan alat bantu seperti pemasangan kamera di kacamata, mikrofon dan pengeras suara di alat bantu dengar, hingga penggunaan perangkat lunak melalui aplikasi rekaman layar.

Selain itu, ada yang menggunakan aplikasi remote desktop disertai dengan pemasangan proxy pada komputer, sehingga komputer tersebut dapat terhubung dengan jaringan di luar.

Berkaca pada kasus tersebut, panitia seleksi UM PTKIN akan menggunakan beragam cara seperti penggunaan metal detector, pemeriksaan tubuh, serta barang bawaan peserta ujian.

"Jadi tentunya kita akan mengkaji lebih mendalam lagi berdasarkan temuan-temuan yang ada, langkah-langkah apa yang akan kita lakukan untuk memastikan dalam proses itu tidak ada joki lagi," ujar Zulfahmi.

Baca juga: Berapa prodi yang bisa dipilih peserta UM-PTKIN 2025? Simak aturannya

Menurut dia, apabila dalam pelaksanaan masih ditemukan kecurangan, panitia telah menyiapkan sanksi seperti diskualifikasi serta melibatkan aparat penegak hukum apabila memenuhi unsur pidana.

"Sanksinya itu pasti, pertama kita akan memberikan sanksi akan otomatis tidak akan kita terima. Kedua, kalau itu terkait dengan masuk pidana tentunya kita akan serahkan ke penegak hukum," kata dia.

Koordinator Pokja Sistem Seleksi Elektronik (SSE) Haris Setiaji mengatakan terkait keamanan soal, panitia sudah menyiapkan 24 paket soal untuk menjamin keamanannya. Termasuk, jika ada calon peserta yang kebetulan sakit dibuktikan dengan dokumen sehingga tidak bisa tes di hari H, maka akan dijadwalkan ulang.

"Kita jadwalkan ulang kalau ada yang sakit, dibuktikan dengan dokumen. Pastinya, paket ujiannya lain lagi, intinya kita sudah ada 24 paket soal. Misalkan ada yang merekam paket soal 1, kita santai punya paket lainnya. Sehingga, keamanan soal bisa kita jamin," kata dia.

Baca juga: 4 materi tes UM-PTKIN 2025 yang wajib dipelajari agar lolos seleksi

Baca juga: Jadwal lengkap seleksi UM-PTKIN 2025 untuk calon mahasiswa

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.