Jakarta (ANTARA News) - Atraksi barongsai umumnya dilakukan di atas tonggak-tonggak tinggi di udara, namun di Underwater Theatre, Ocean Dream Samudera, Ancol, Jakarta, pertunjukan barongsai dilakukan di bawah air.

Underwater Theatre mengangkat tema "selamatkan laut kita" dalam pertunjukan berjudul "Dolphin Adventure" menyambut Tahun Baru Imlek 2566. 

Dalam pentas yang dikemas kurang lebih selama 25 menit, dikisahkan keberanian lumba-lumba yang menyelamatkan alam bawah laut dari ancaman para nelayan "nakal" yang menggunakan bom untuk menangkap ikan.

Pertunjukan dibuka dengan adegan tiga puteri duyung cantik, dengan ekor warna-warni yang bermain-main di bawah air bersama para lumba-lumba. Puteri duyung yang mengenakan gaun merah khas masyarakat Tionghoa itu tiba-tiba berlarian saat bom meledak di sana-sini.

Singkat cerita, sang lumba-lumba pun bekerja sama dengan polisi laut membantu menangkap sang nelayan nakal.

Para penonton yang kebanyakan terdiri dari anak-anak tersebut tampak sangat menikmati meskipun tak begitu memahami alur cerita.

"Aku tidak bisa mendengar jelas ceritanya, tapi aku suka puteri duyungnya cantik-cantik. Lumba-lumbanya juga lucu," kata Anastasia siswi kelas 3 SD di Jakarta.

Sementara itu, salah satu staff promosi dan kerja sama Departemen Tirta PT Jaya Ancol, Donnie mengatakan tema "Selamatkan Laut Kita" sengaja dipilih sebagai wujud kepedulian PT Jaya Ancol atas keadaan laut di Indonesia.

"Seperti yang kita lihat, keadaan laut kita kan sekarang menyedihkan seperti itu. Masih banyak orang yang menangkap ikan dengan cara yang salah, makanya kami angkat tema ini," kata Donnie staf promosi dan kerja sama Departemen Tirta PT Jaya Ancol.

Sebelumnya, Underworld Theater mengangkat cerita Sam Pek Eng Tay dalam rangka Imlek.

Pertunjukan dibuka tiga kali dalam sehari sepanjang akhir pekan dengan harga tiket masuk Rp130.000 sementara hari kerja Rp95.000 dengan dua pertunjukan setiap harinya.

Donnie mengatakan, setiap pertunjukan selama Imlek teater selalu penuh dengan jumlah penonton sebanyak 800 orang.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015