Jakarta (ANTARA) - Kepercayaan bahwa menabrak kucing hingga mati dapat mendatangkan sial telah lama beredar di masyarakat. Banyak orang yang meyakini bahwa kejadian tersebut bisa membawa malapetaka atau kesialan dalam kehidupan mereka. Namun, apakah anggapan ini benar adanya?
Pendekatan ilmiah cenderung melihat hal ini sebagai mitos tanpa dasar, sementara pandangan agama dapat memberikan interpretasi yang berbeda tergantung pada ajaran yang dianut. Berikut penjelasan berdasarkan perspektif ilmiah dan pandangan agama.
Baca juga: Hukum menabrak kucing secara tidak sengaja dalam pandangan Islam
Asal mula mitos
Mitos ini diperkirakan berasal dari budaya Mesir Kuno, di mana kucing dianggap sebagai perwujudan Dewi Bastet. Dalam budaya Mesir, Dewi Bastet adalah dewi pelindung rumah tangga, keluarga, dan simbol keharmonisan. Kucing pun dihormati karena dianggap sebagai makhluk yang memiliki hubungan erat dengan dewi tersebut.
Orang Mesir sangat menghormati kucing hingga membunuhnya dianggap sebagai tindakan yang sangat serius. Sanksi sosial yang diberikan sangat berat, bahkan ada yang percaya bahwa membunuh kucing dapat membawa murka dewi. Karena itu, masyarakat Mesir selalu menjaga dan melindungi kucing dengan sangat hati-hati.
Kucing yang mati pun dikuburkan layaknya manusia, sebagai bentuk penghormatan terhadap makhluk yang dianggap suci. Kepercayaan ini mungkin yang kemudian berkembang menjadi mitos bahwa menabrak kucing bisa membawa kesialan. Mitos ini terus bertahan dalam budaya populer hingga saat ini.
Baca juga: 10 makanan yang bisa sebabkan kucing keracunan dan sakit
Pandangan ilmiah
Secara ilmiah, tidak ada bukti yang mendukung bahwa menabrak kucing hingga mati dapat mendatangkan sial. Peristiwa tersebut lebih merupakan kecelakaan yang dapat terjadi pada siapa saja, tanpa ada kaitan dengan kejadian buruk yang akan mengikuti. Hal ini lebih berkaitan dengan faktor ketidaksengajaan atau kondisi jalan yang tidak aman.
Namun, penting untuk diingat bahwa kucing adalah hewan yang cerdas dan cepat, sehingga pengendara perlu berhati-hati saat berkendara. Kehadiran kucing di jalan bisa mendadak, dan kewaspadaan sangat diperlukan untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.
Pandangan Islam
Dalam Islam, kucing merupakan hewan yang disayangi dan dihormati. Rasulullah SAW sendiri memiliki seekor kucing bernama Muezza, yang menunjukkan betapa besar perhatian beliau terhadap hewan tersebut. Beliau mengajarkan umatnya untuk selalu menyayangi dan merawat kucing dengan penuh kasih sayang.
Baca juga: Tekan populasi, 2.000 kucing di Jaktim jadi target sterilisasi
Namun, jika seseorang secara tidak sengaja menabrak kucing hingga mati, maka ia tidak akan menanggung dosa. Dalam Islam, yang lebih penting adalah niat dan usaha untuk tidak menyakiti hewan tersebut. Jika kejadian tersebut terjadi tanpa sengaja, maka tidak ada dosa yang ditanggung oleh pelakunya, selama niatnya bukan untuk menyakiti.
Jika memungkinkan, Islam juga menganjurkan untuk menguburkan bangkai kucing dengan layak agar tidak mengganggu orang lain. Penguburan yang baik menunjukkan rasa hormat terhadap makhluk hidup, meskipun sudah meninggal. Hal ini mencerminkan nilai kasih sayang yang diajarkan dalam ajaran Islam terhadap semua makhluk ciptaan Allah.
Mitos bahwa menabrak kucing hingga mati dapat mendatangkan sial tidak memiliki dasar ilmiah, karena peristiwa tersebut lebih merupakan kecelakaan yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, sebagai makhluk hidup, kucing layak mendapatkan perlakuan yang baik dan penuh penghormatan.
Jika terjadi kecelakaan, sebaiknya segera berhenti dan kuburkan bangkai kucing dengan layak. Yang terpenting adalah niat dan sikap kita untuk tidak menyakiti serta memberikan perhatian yang layak kepada hewan tersebut.
Baca juga: Jakbar sterilisasi ratusan hewan untuk tekan populasi
Baca juga: Bebas bau, ini kiat rumah bersih meski pelihara kucing
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.